News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Panglima TNI

Marsekal Hadi Tjahjanto, Anak Penjual Rujak Cingur Bakal Jadi Panglima TNI

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Hadi Tjahjanto saat konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, terkait penanganan kasus pengadaan helikopter AugustaWestland (AW)-101 yang diliai terlalu mahal, Jumat (26/5/2017). Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengumumkan tiga tersangka dari militer yang merugikan negara sebesar Rp 220 miliar, sedangkan KPK saat ini sedang dalam tahap penyelidikan untuk mengejar pihak sipil yang diduga terlibat. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, menjadi calon tunggal yang diajukan sebagai pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo, selaku Panglima TNI.

Diketahui, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, mengatakan pihaknya sudah menerima surat pengajuan pergantian Panglima TNI dari Presiden Joko Widodo, Senin (4/12/2017).

Perjalanan Marsekal Hadi Tjahjanto untuk mencapai titik ini, terbilang sangat cepat. Penasaran? Mari simak perjalanan karier Hadi Tjahjanto berikut.

Hadi Tjahjanto merupakan pria kelahiran Malang, 8 November 1963. Ia merupakan almamater dari Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1986. Setahun kemudian yakni pada 1987, ia menyelesaikan Sekolah Penerbangan TNI Angkatan Udara.

Baca: Kisah Tersisa Dari Ajang Miss Internasional 2017, Kevin Liliana Ingin Pulang Saat di Karantina

Hadi memulai kariernya sebagai pilot pesawat angkut Cassa di Skadron 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Tugas Skadron 4 saat itu adalah mengoperasikan pesawat angkut ringan untuk Operasi Dukungan Udara, SAR terbatas, dan kursus penerbang pesawat angkut.

Suami Nanik Istumawati itu sempat menjabat sebagai Kepala Seksi Latihan Skadron 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh (1993) di awal kariernya. Namun, pada 2001 Hadi mulai menapaki jenjang tinggi di Angkatan Udara, yakni sebagai Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I.

Setelah sempat menjabat di berbagai posisi dan tempat berbeda, tahun 2010, Hadi menduduki posisi sebagai Komandan Pangkalan Udara Adi Sumarmo, Jawa Tengah, saat Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Operasi dan Latihan Basarnas pada 2011-2013 dan meraih bintang satu pada tahun 2011.

Kariernya berlanjut dengan menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara pada 2013-2015, perlu diketahui pada masa inilah nama Hadi mulai dikenal publik.

Ia kemudian menjabat Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang pada 2015. Tak sampai setahun menjabat, Hadi kemudian didapuk sebagai Sekretaris Militer Presiden. Mutasi dan promosi personel TNI itu tertuang dalam Keputusan Panglima TNI nomor: Kep/593/VII/2015 tanggal 25 Juli 2015.

Belum genap setahun menjabat lagi, Hadi dipromosikan menjadi Irjen Kementerian Pertahanan. Dia pun menyandang bintang tiga di pundak, yakni Marsekal Madya.

Karier Hadi pun bisa dibilang cepat dan seolah meroket. Pencapaian kariernya disebut menyalip para seniornya. Karena dalam kurun waktu tiga tahun, Hadi tercatat dua kali mendapat promosi.

Karier Hadi berlanjut setelah dirinya dilantik oleh Jokowi sebagai KSAU. Otomatis, Hadi mendapat kenaikan pangkat kembali. Pangkatnya naik dari bintang tiga menjadi jenderal bintang empat dengan pangkat Marsekal.

Pelantikan Marsekal Hadi dilakukan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (18/1/2017). Pelantikan Hadi ini sesuai dengan Keppres Nomor 02/TNI/2017, yang ditandatangani pada 17 Januari 2017.

Tatkala itu, Hadi diproyeksikan sebagai pengganti Marsekal TNI Agus Supriatna, yang memasuki masa pensiun. Hadi sendiri mengaku sangat bersyukur bisa mencapai posisi yang terbilang tinggi di jajaran TNI AU.
Pencapaian yang sudah diraihnya, kata Hadi, membanggakan kedua orang tuanya.

Hadi yang banyak meneladani Jenderal Sudirman ini bercerita bahwa ayahnya adalah seorang kopral sementara ibunya seorang penjual rujak cingur.

"Bapak saya seorang kopral, ibu saya jualan rujak cingur. Kalau saya sudah seperti ini, ini sebuah kebanggaan," tutur Hadi, Jumat (13/1/2017), ketika saat itu mendengar namanya dicalonkan menjadi kandidat KSAU.

Bahkan tatkala itu, ketika ditanya soal kemungkinan menjadi Panglima TNI, Hadi mengaku perjalanan masih sangat jauh. Ia tidak pernah membayangkan kemungkinan menjadi orang nomor satu di jajaran TNI di kemudian hari.

“Saya tidak tahu itu, saya tidak pernah membayangkan,” katanya.

Namun pada kenyataannya, hari ini, Senin (4/12/2017), nama Hadi Tjahjanto disebut menjadi calon tunggal pengganti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyambangi Gedung DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/12/2017) pagi.

Mengenakan kemeja batik lengan panjang, Pratikno terburu-buru saat tiba di Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Senayan. Dia langsung menuju lantai tiga, tempat pimpinan DPR bekerja.

Sebelum Pratikno tiba, Wakil Ketua DPR Fadli Zon datang sekitar pukul 08.30 WIB. Beberapa menit kemudian Pratikno menyusul. Sekitar pukul 08.50 WIB, Pratikno turun sambil berlari-lari ke mobilnya.

"Nanti aja (biar dijelaskan) Pak Fadli," kata Pratikno kepada wartawan.

Dari informasi yang dihimpun, Pratikno menyerahkan nama pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini