News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menteri Yohana Ajak Perempuan Menjadi Peace Maker ketika Terjadi Konflik dalam Rumah Tangga

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana diskusi Simposium Nasional Peran Ibu Untuk Perdamaian di Shangri La Hotel, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2017). TRIBUNNEWS.COM/FRANSISKUS ADHIYUDA

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menggelar Simposium Nasional 'Peran Ibu Untuk Perdamaian' di Shangri La Hotel, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2017).

Dalam pembukaan Simposium Nasional, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengatakan saat ini peran ibu dalam keluarga seringkali dianggap tidak memiliki nilai bahkan cenderung diremehkan.

Seluruh pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan oleh perempuan sebagai ibu sering dianggap tidak menghasilkan.

Namun, menurut Yohana, peran perempuan saat ini sebagai ibu menjadi pembawa pesan perdamaian dan menanamkannya di keluarga mereka.

"Saya juga menyampaikan bahwa keluarga lingkungan pertama menanamkan nilai perdamaian, makanya saya mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk bangkit dan menjadi peace maker dalam keluarga masing-masing," ucap Yohana Yembise.

Baca: Sepucuk Surat Peninggalan Mahasiswa Gantung Diri: Jangan Disebar ke Sosmed Nanti Tak Cari Terus

Yohana juga mengatakan bahwa konflik yang terjadi hari ini tidak semua bisa diselesaikam oleh kaum laki-laki.

Untuk itu, ia menilai peran perempuan sangat penting guna membawa perdamaian dalam sebuah konflik.

Yohana mengambil contoh bagaimana Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang sudah pergi untuk membawa perdamaian di dua negara antara Indonesia dan Afghanistan.

"Saya mengajak perempuan agar bisa menjadi agent of change, menjadi peace maker ketika terjadi konflik di rumah tangga, kita ibu rumah tangga yang punya peran utama untuk menyelesaikan konflik yang ada disini," lanjut Yohana Yembise.

Baca: Selain Akihito, 200 Tahun Lalu Kaisar Jepang Koukaku Turun Takhta saat Masih Berkuasa

Dalam simposium bertemakan "Peran Ibu dan Ulama Perempuan sebagai Pencipta dan Penggerak Perdamaian dalam Keluarga dan Masyarakat" ini, Menteri Yohana juga mengundang Ibu Negara Afghanistan Rula Ghani.

Dalam sambutannya, Rula Ghani menyampaikan bagaimana pentingnya peran perempuan sebagai juru damai.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini