TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Gerindra mempertimbangkan Gubernur DKI Anies Baswedan mendampingi Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Bahkan sejumlah survei juga menunjukkan elektabilitas Anies cukup kuat maju sebagai calon RI 1 atau RI 2 di Pilpres 2019.
Lembaga survei nasional Indo Barometer merilis nama Anies Baswedan muncul sebanyak 19,3 persen untuk maju pada Pilpres 2019.
Nama Anies juga masuk bursa calon Wakil Presiden (cawapres) di Pilpres 2019. Anies mendapatkan persentase suara tertinggi dengan 10,5 persen.
Anggota DPRD DKI dari Fraksi Gerindra, Iman Satria, mengatakan hal tersebut menunjukkan pemilihan Anies sebagai Gubernur Jakarta oleh Gerindra keputusan tepat.
"Artinya kan Gerindra tak salah memilih Gubernur yang diinginkan rakyat sebagai pemimpin," ujar Iman ketika dihubungi, Rabu (6/12/2017).
Baca: Anies Muncul di Sejumlah Survei Capres, JK: Harus Fokus Dulu ke DKI, Ada Amanah Masyarakat
Menurut dia, partainya tak mempermasalahkan pencantuman nama Anies Baswedan dalam sejumlah survei Pilpres 2019.
Namun, terkait wacana pencalonannya sebagai salah seorang Capres, menurut Iman, hal itu merupakan hal yang berbeda.
Sebab, kata Iman, Gerindra sudah hampir pasti akan mencalonkan Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
"Internal partai Gerindra sendiri sudah 99 persenlah untuk mencalonkan Pak Prabowo sebagai presiden," ujar Iman.
Ia menyebutkan, dari survei internal yang dilakukan Gerindra, elektabilitas Prabowo masih meyakinkan untuk maju di 2019.
Hanya saja partainya masih mencari sosok yang tepat untuk mendampingi mantan panglima Kopassus tersebut.
Tapi ia menyebut bahwa nama Anies Baswedan menjadi salah satu opsi yang dibahas sebagai salah satu calon wakil presiden pendamping Prabowo untuk berlaga dua tahun mendatang.
"Dilihat lagi. Kan banyak pendamping yang masih akan dicalonkan. Pak Anies salah satu yang diperhitungkan," ucap Iman.
Pengamat politik Andrianto menilai, Gubernur DKI Jakarta itu memang layak maju sebagai cawapres di Pemilu 2019, mengingat elektabilitasnya makin menanjak.
"Dia memang layak,” kata Andrianto ketika dihubungi, Rabu (6/12/2017).
Namun, Andrianto berpendapat sebaiknya Anies Baswedan tidak langsung memanfaatkan tingginya elektabilitas itu dengan menanggalkan jabatannya sebagai pemimpin Ibu Kota untuk maju di Pemilu 2019.
"Harus selesaikan lebih dahulu masa jabatannya, jangan seperti gubernur DKI yang kemarin. Tidak elok," ujar Andrianto.
Dia menyarankan Anies agar menyelesaikan lima tahun masa kepemimpinannya di Jakarta, karena jika memaksa maju sebagai cawapres di pilpres mendatang bisa saja masyarakat menilai kepemimpinannya tidak matang.
"Berasa sekali saat ini seakan kita tidak miliki nakhoda yang mumpuni," tutur Andrianto.
Menurutnya, apabila Anies Baswedan istikamah menyelesaikan masa kepemimpinannya hingga lima tahun maka hal ini akan jadi pembelajaran politik yang baik.
Di mana politik tidak melulu mengejar kekuasaan semata, tapi ada tata nilai yang baik buat kemajuan bangsa.
"Nah bila Pak Anis penuhi janji-janinya. Kita akan saksikan dalam periode pilpres berikutnya sosok Anis bisa jadi rising star," pungkas Andrianto.(*)
Penulis: Theo Yonathan Simon Laturiuw