TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai Airlangga Hartarto sedang membutuhkan dukungan politik untuk menjadi Ketua Umum Golkar.
Dukungan dibutuhkan dari banyak pihak termasuk penguasa.
Namun, kedekatan Airlangga dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dinilai bisa memunculkan persoalan dalam hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Karyono mengatakan, Jokowi tentu membutuhkan Golkar untuk mengamankan pencalonannya pada Pemilu Presiden (Pilpres 2019).
Baca: Tangan Terbuka Partai Politik untuk Gatot Nurmantyo
Selain itu, Jokowi juga membutuhkan partai berlambang untuk mengamankan pemerintahannya.
“Terutama dukungan Golkar di parlemen sangat penting, agar tidak terjadi seperti di awal-awal 2014, di mana Golkar justru memimpin oposisi pada saat itu. Yang terjadi kan kegaduhan,” ujar Karyono, Jumat (8/12/2017).
Karyono menuturkan Airlangga tentu membutuhkan dukungan JK.
Sebab, jika Airlangga tak merangkul dan melibatkan JK, akan sangat sulit bagi menteri perindustrian di Kabinet Kerja itu untuk memenangi pemilihan ketua umum Golkar pada musyawarah nasional luar biasa (munaslub) mendatang.
“Karena bagaimanapun JK cukup berpengaruh di Golkar hari ini. Dia wapres dan mantan ketum golkar, serta punya kekuatan logistik yang kuat. Sementara pihak lain seperti ARB (Aburizal Bakrie) pengaruhnya makin lemah,” kata Karyono.
Baca: Beredar Surat Setya Novanto untuk Presiden Jokowi, Ini Respon KPK
Namun, Karyono juga mengingatkan Airlangga agar tak terlalu dekat dengan JK.
“Memang pengaruh JK terhadap Airlangga jangan terlalu dominan sehingga banyak yang mungkin merasa tak nyaman,” tegasnya.
Menurut Karyono, justru yang perlu dilakukan Airlangga adalah menjaga keseimbangan politik.
Dengan demikian, tak ada pihak yang dominan memengaruhi Airlangga jika kelak memimpin Golkar.
“Artinya dia tak boleh dikendalikan oleh satu orang. Yang paling penting dia harus tetap memastikan hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pak Jokowi,” ujar Karyono.
Selain itu Karyono juga mengingatkan Airlangga akan kepercayaan dari Presiden Jokowi sehingga politikus putra menteri perindustrian era Orde Baru, Hartarto itu tetap berada di kabinet.
“Keberadaan dia di kabinet hari ini adalah bentuk kepercayaan Pak Jokowi. Saya kira itu perlu dijaga,” katanya.