TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa pengisi kursi Ketua Umum Partai Golkar semakin memanas lantaran Setya Novanto yang telah menyandang status tersangka kasus korupsi E-KTP.
Sejumlah calon bermunculan dan diprediksi akan bertarung di Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar ke depan.
Calon-calon yang bermunculan sebut saja Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Plt Ketum Golkar Idrus Marham, hingga Titiek Soeharto.
Airlangga sempat diisukan menjadi calon terkuat lantaran memiliki relasi yang dekat dengan pihak Istana.
Baca: Airlangga Hartanto Dianggap Layak Pimpin Golkar Jaman Now
Namun, apakah benar kedekatan calon Ketum dengan Istana, akan memuluskan jalan memegang tampuk nomor satu di Partai Golkar?
Menurut Sekretaris Jenderal PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Andi Nursyam Halid, Golkar memiliki mekanisme tersendiri untuk menentukan seorang ketua umum.
Untuk itu, kata Andi, ada atau tidaknya kedekatan dengan Istana dianggap tak akan berpengaruh.
"Di Golkar ada mekanisme. Meski ada isu (kedekatan) itu hanya jadi pertimbangan," ujar Andi, Selasa (12/12/2017) kemarin.
Menurut adik Nurdin Halid ini, banyak kader Partai Golkar yang mumpuni serta layak menjadi pucuk pimpinan dari partai berlambang pohon beringin itu.
"AMPG mengganggap ada banyak kader yang layak menjadi ketua. Ini isu semakin seksi saat Golkar menjadi yang paling cepat mendukung Jokowi sebagai capres, meski dia kader partai lain,” ungkapnya.
Disinggung mengenai siapakah calon ketua umum yang didukung oleh AMPG untuk menduduki kursi ketua umum, Andi mengatakan bahwa pihaknya hingga belum menentukan pilihan karena belum menggelar rapat internal.
Namun secara personal, Andi memilih Airlangga Hartarto sebagai suksesor Setya Novanto.
“Secara kelembagaan belum memutuskan, tapi keputusan partai itulah nanti yang akan diikuti, AMPG ada di garda terdepan, siapapun ketua umumnya, tapi secara pribadi saya mendukung Pak Airlangga, beliaulah yang mampu membawa Golkar lebih baik dalam masa transisi, karena kebijakan dan kemampuan beliau cukup baik,” tutur Andi.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa AMPG siap mengawal setiap keputusan yang diambil oleh Partai Golkar. Tentunya, keputusan tersebut haruslah berdasarkan keputusan bersama melalui mekanisme yang ada di partai.
"Kita punya komitmen, apapun yang terjadi di internal, AMPG terdepan untuk mengawal keputusan partai, tidak ikut cawe-cawe, ke mana-mana,” pungkasnya.