TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KRI Dewa Ruci baru saja menggelar Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) dengan mengajak 68 pelajar dari 34 provinsi se-Indonesia. Kegiatan ini merupakan salah satu program Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) untuk menumbuhkan dan menguatkan jiwa kemaritiman generasi muda Indonesia
Kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) KRI Dewa Ruci digelar selama 25 hari dengan rute dari Jakarta menuju Batam-Sabang-Belawan dan kembali ke Jakarta pada hari Kamis tanggal 14 Desember 2017.
Banyak cerita yang didapatkan peserta selama 25 hari mengarungi samudra bersama kapal legendaris ini. Misalnya seperti cerita dari perwakilan peserta ENJ KRI Dewa Ruci Faisal Priyo Utomo asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ia menyatakan rasa bangga yang begitu besar terhadap kesempatan menjelajah lautan bersama KRI Dewa Ruci.
"Jarang ada yang bisa naik kapal itu dan Alhamdulillah, berkat Kemenko Maritim kita bisa berlayar dengan kapal legendaris ini." ujarnya.
Selain Ilmu tentang Kemaritiman, Perkapalan, Sumber Daya Alam di laut, dan kita juga mendapatkan kesempatan belajar tentang kedisiplinan.
Siswa kelas XII ini mengatakan, pelajaran kedisiplinan tersebut didapatkan langsung dari Tim Satgas ENJ KRI Dewa Ruci yang terdiri dari Kemenko Maritim, EO Standard Plus dan para anggota TNI AL yang menjadi awak KRI Dewa Ruci.
Baca: Kebijakan Bank BRI soal Nikah Sekantor
"Kegiatan ini juga untuk meningkatkan kedisiplinan kita, seperti ketika kita telat datang untuk pemberian materi atau jam makan serta jam istirahat yang terbuang. Tapi ini yang akan kita rindukan," katanya.
Said Alatas, peserta dari Provinsi Kepulauan Riau mengatakan, kegiatan ini banyak mengubah kepribadian seseorang. Ia mengakui, sebelumnya ia bercita-cita ingin jadi dokter.
"Namun setelah mengikuti kegiatan ini saya berharap supaya dapat menjadi dokter di Rumah Sakit terapung atau RS Kapal, agar bisa membantu masyarakat di berbagai pulau terdepan di nusantara yang belum tersentuh oleh pelayanan kesehatan yang memadai, saya ingin menjadi dokter di bidang maritim" katanya.
Said dan kawan-kawannya yang seolah telah menjadi saudara baginya, berjanji akan menyampaikan pengalaman pribadinya kepada teman-teman di sekolahnya.
Dia ingin seluruh masyarakat Indonesia tidak melupakan lautan. "Seperti lagu nenek moyang kita yang seorang pelaut, jadi jangan melupakan sejarah, bahwa sebenarnya di lautan lah masa depan Indonesia akan kembali berjaya" tuturnya.
Saat ditanya siap atau tidak untuk menjadi bahariawan dan menggantikan peran para pelaut asing yang diakui atau tidak terlanjur mendominasi, peserta lain kompak berteriak, "Siap! Kita siap jaga laut kita, kita siap memberikan yang terbaik untuk laut kita."
Kemenko Maritim, Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim, Safri Burhanudin juga menyatakan apresiasi dan rasa bangganya. Program ini dinilainya telah berjalan dengan sukses dan berhasil membawa kesadaran serta pola pikir baru bagi seluruh peserta.
“Kegiatan ini sangat luar biasa, mereka pergi dan pulang dengan wajah yang masih sangat bersemangat, tidak terlihat satu pun wajah yang layu, artinya ini membuat satu suasana baru, suatu kepercayaan diri yang tinggi. Contohnya, yang dari Merauke mengaku menyadari bahwa Indonesia begitu luas dan dia bisa melihat daerah lain, membuatnya lebih menyadari bahwa mereka menjadi bagian dari kesatuan Indonesia secara keseluruhan, dan laut sebagai pemersatunya,” terangnya.
Komandan Satuan Tugas ENJ KRI Dewa Ruci, Muhamad Suhendar mengatakan, kegiatan ini jauh diluar ekspektasi. Dikatakannya, karena dalam kesempatan tersebut cuaca di laut Indonesia saat ini kurang bersahabat.
"Dalam waktu rencana berlayar, kita mendapat respon yang negatif dan kita dianggap gila melakukan hal yang mustahil, sebab berdasarkan data angin barat kurang bersahabat dan dikhawatirkan akan berbahaya, Tapi Alhamdulillah hati saya berkata, Lanjutkan, dan kegiatan ini berjalan dengan relatif sukses, dengan adik-adik peserta yang luar biasa di dalamnya" jelasnya.
Suhendar yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Teknis Kemaritiman Kemenko Maritim ini memaparkan, para peserta ini direkrut dari seluruh Indonesia.
Selain pembelajaran tentang kemaritiman, kelautan dan membangun leadership, kegiatan ini juga memberikan pembelajaran untuk melakukan Parade Roll (atraksi menaiki tiang layar tinggi KRI Dewa Ruci untuk melakukan selebrasi dan penghormatan, khas kadet TNI AL).
"Parade Roll waktu itu ada siswi yang kurang fit karena kelelahan, Namun waktu itu siswi tersebut tetap bersikeras untuk melakukan kegiatan dan menolak untuk pulang. Jadi dapat dikatakan kegiatan ini sangat sukses dalam membangun leadership kepada peserta ini. " katanya.
Peserta juga mendapatkan pengalaman istimewa mandi khatulistiwa di atas geladak KRI Dewa Ruci, sebuah prosesi khas TNI AL untuk menahbiskan seseorang, bahwasanya dirinya adalah seorang pelaut sejati dan telah berhak mengarungi samudera raya.
“Mandi khatulistiwa di KRI Dewa Ruci Ini adalah momen dan pengalaman langka, karena tidak semua orang bisa mengalaminya. Banyak tokoh TNI AL lahir disini, kita harapkan para peserta juga dapat menjadi pemimpin di masa depan, khususnya di bidang maritim” imbuhnya.
Ia berharap kegiatan ini mempunyai makna besar yang harus diberitakan ke seluruh khalayak ramai, "Sebab kegiatan ini berada di atas kapal bersejarah dan pesertanya pelajar dari seluruh provinsi di Indonesia," tukasnya.