TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik yang terjadi di Yerusalem, Palestina kemungkinan berimbas terhadap perjalanan wisata religi atau umrah lanjutan.
Saat visa dibatalkan karena tidak bisa ke Yerusalem maka uang dari jamaah tidak bisa dikembalikan atau hangus dan ada penambahan beban biaya lainnya.
"Tapi hanya sebagian kecil jemaah umrah yang melanjutkan perjalanan wisata religi ke Al-Aqsa di Palestina," kata Ketua Perkumpulan Penyelenggara Haji Umroh dan In-Bound Indonesia (Asphurindo), Syam Resfiadi kepada Tribunnews belum lama ini.
Berbagai masalah yang muncul Al-Aqsa yang juga menawarkan wisata religi bukan hal yang mengherankan bagi penyelenggara haji selesai konflik langsung dibuka.
"Misalnya ada keributan hanya sehari dua hari dampaknya, setelah itu mereka menerima jemaah yang datang dan aman," katanya.
Baca: Ini Alasan Penerbit Yudhistira Baru Bisa Tarik Buku yang Sebut Yerusalem Ibu Kota Isrel Januari 2018
Ia menghimbau kepada para penyelenggara ataupun para jamaah untuk tidak takut pergi ke Al-Aqsa.
"Pada dasarnya Israel sangat menmgandalkan turis atau sektor pariwisata untuk pemasukan negaranya," katanya.
Direktur Utama Patuna Travel ini menambahkan, di akhir tahun ini minat masyarakat yang ingin menjalankan umrah tetap tinggi.
"Kalau kami akan memberangkatkan 1600 jamaah. Mulai diberangkatkan pada 21, 23 dan 25 Desember 2017," katanya.
Diantara mereka juga rombongan keluarga yang menjalankan ibadah bersamaan liburan anak sekolah juga libur akhir tahun," katanya.