TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei PolMark Indonesia, menunjukan 52,4 persen responden menginginkan Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi Presiden Republik Indonesia.
Keinginan tersebut, muncul lantaran Jokowi dinilai mampu menjalankan kinerjanya dengan baik serta merakyat.
"Bukti kerja serta gaya kepemimpianan yang merakyat merupakan dua alasan pokok mereka yang menginginkan kembali Jokowi sebagai Presiden," kata CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah saat merilis hasil survei di Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).
Baca: Jokowi: Saya Daftar, Ikut Tes tapi Tidak Diterima, Diterimanya jadi Presiden
Adapun alasan lebih dari 52,4 persen responden mengingikan Jokowi kembali menjadi presiden karena kinerjanya terbukti dan dapat dirasakan sebanyak 29,4 persen, merakyat (terjun langsung ke masyarakat) 28,7 persen, agar dapat melanjutkan program kerja 9,2 persen.
Selain itu, peduli rakyat 8,1 persen, baik dan ramah 4,7 persen, jujur 4,7 persen, tegas dan berwibawa 3,8 persen, Lainnya 8,9 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab 2,5 persen.
Sedangkan, 26 persen responden tidak mengingkan kembali Jokowi sebagai Presiden dan 21,1 persen tidak tahu/tidak menjawab.
Baca: Hadiri Dies Natalis UGM, Presiden Jokowi Awali Kunjungan Kerja 6 Provinsi
"Sementara, mereka yang tidak mengingikan Jokowi menjadi presiden memngemukanan empat alasan yakni ingin calon baru, kinerja yang tidak terbukti, kurang tegas dan berwibawa dan ekonomi yang tidak berkembang," papar Eep Saefulloh Fatah.
Diketahui, seluruh data diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan 2.600 responden di seluruh provinsi di Indonesia yang diadakan pada 13-25 November 2017.
Adapun metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error 1,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)