TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 15 ribu desa akan mendapat akses air minum dan sanitasi melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) III.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR), Anita Firmanti menerangkan, program Pamsimas sudah dimulai sejak tahun 2008 dengan nama Pamsimas I dan II.
“Sebenarnya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2016, kita telah menjangkau lebih dari 12 ribu desa, dimana tidak kurang 11 juta jiwa mendapat manfaat dari program Pamsimas I dan II,” kata Anita Firmanti usai membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Program Pamsimas Tahun 2017, di Auditorium Kementerian PUPR Jakarta, Selasa (19/12/17).
Rakornas diikuti para Bupati, Kepala Bapeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, serta pemangku kepentingan lainnya dengan tema “Bersama Wujudkan Masyarakat Sehat Melalui Air Minum dan Sanitasi”.
Program ini menyasar masyarakat pedesaan dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. “Dengan air minum dan sanitasi layak masyarakat akan hidup lebih sehat,” tambahnya.
Penerima manfaat dengan adanya Pamsimas III diperkirakan mencapai 12 juta jiwa.
Pamsimas merupakan salah satu upaya dalam mencapai target 100-0-100 yakni akses air minum 100 persen aman, 0 persen kumuh dan 100 persen akses sanitasi yang layak pada akhir tahun 2019 sesuai dengan RPJMN 2015-2019. Secara nasional, capaian akses air minum aman sampai akhir 2016 sebesar 71,14 persen, sedangkan untuk sanitasi sebesar 76,37 persen.
Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya melakukan peningkatan infrastruktur dasar berbasis masyarakat lain lainnya seperti Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), dan Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW).
Pelaksanaan Pamsimas III dimulai tahun 2016 dengan melakukan persiapan seperti penetapan kabupaten dan pemilihan desa sasaran.
Pelaksanaan fisik di lapangan dimulai tahun 2017 hingga 2020. Capaian tahun. 2017, program ini dilaksanakan di 4.583 desa yang tersebar pada 365 kabupaten.
Direktur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo mengatakan pemerintah menyiapkan Rp 300 juta untuk pembangunan sanitasi satu desa dalam program Pamsimas III.
“Tidak semua desa memiliki masalah air minum dan sanitasi. Intervensi ini hanya pada desa yang memiliki masalah tersebut. Sehingga bukan pemerataan namun money follow program,”jelasnya.
AkseS air minum aman tidak harus melalui perpipaan, termasuk menjaga sumber air agar tidak tercemar seperti sumur yang banyak di perdesaan.
Program Pamsimas merupakan salah satu kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman berbasis masyarakat. Melalui pendekatan ini, masyarakat difasilitasi untuk secara mandiri dapat memenuhi kebutuhan infrastruktur air minum dan sanitasi.
“Pemberdayaan masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan peran masyarakat sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah untuk pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi di kawasan perdesaan secara berkelanjutan," paparnya.
Dalam penyelenggaraannya turut melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Kementerian Dalam Negeri.
Pada acara tersebut juga diberikan Penghargaan kepada 10 Kabupaten pelaksana Pamsimas terbaik dan Desa Pelaksana Pamsimas I dan II yang telah berhasil memenuhi 100% akses air minum dan sanitasi tingkat desa.