TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar telah memiliki ketua umum baru setelah dikukuhkan oleh forum musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
Adalah Airlangga Hartarto yang menjadi pengganti Setya Novanto untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, setelah posisi ketua umum, kursi Sekretaris Jenderal juga menarik jadi rebutan para kader Golkar.
Menurutnya, independensi Airlangga dan semangat pembaharuan Golkar diuji melalui posisi Sekjen tersebut.
"Independensi Airlangga dan semangat pembaharuan Golkar akan diuji melalui posisi Sekjen," kata Hendri saat dikonfirmasi, Rabu (20/12/2017).
Baca: Ini Syarat dari Jusuf Kalla soal Sosok Calon Sekjen Golkar
Hendri menilai, bila semangat pembaharuan lemah maka besar kemungkinan Idrus Marham akan terpilih lagi.
Dan alangkah baiknya jika Golkar menunjukkan semangat pembaharuan dengan memilih sekjen baru.
"Sekjen bari harus memiliki kriteria muda, pekerja keras, loyal dan memiliki nilai tambah bila pernah memimpin daerah," tuturnya.
Menurut Hendri, tidak banyak kader Golkar yang memiliki kriteria muda, pekerja keras dan pernah memimpin daerah.
Lalu siapa yang tepat mengisi kursi Sekjen Golkar?
Dikatakannya, Ketua DPD I Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi dapat menjadi pilihan Airlangga untuk mengisi posisi Sekjen.
"Dedi Mulyadi mungkin saja tepat untuk Sekjen. Bila bersanding dengan Airlangga bisa saling melengkapi karena kombinasi senior-muda dan tokoh nasional-daerah," imbuhnya.