News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wabah Difteri

Komisi IX DPR: Kemenkes Lamban dalam Penanganan Penyakit Difteri

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VAKSINASI DIFTERI - Petugas medis dari Dinas Kesehatan Kota Malang menyiapkan vaksin Tetanus-Diphtheria Toxoid (Td) untuk diberikan pada siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ahmad Yani, Jalan Kahuripan, Kota Malang, Senin (22/8/2016). Pemberian vaksin pada siswa ini untuk mecegah penularan penyakit Difteri yang telah menjangkiti enam siswa dan satu guru di sekolah tersebut. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi IX DPR menilai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) lamban dalam menangani penyakit difteri yang sudah meluas, hingga menimbulkan korban jiwa.

Anggota Komisi IX dari Fraksi NasDem, Irma Suryani‎ mengatakan, Komisi IX sudah berkomunikasi dengan Kemenkes terkait kejadian luar biasa difteri, dan ke depan Menteri Kesehatan akan dipanggil ke DPR untuk dimintai penjelasan.

"Segera di awal masa sidang tentu akan kami panggil (Menkes), terus terang saya melihat Kemenkes lamban dalam menyikapi kondisi luar biasa yang sudah cukup banyak memakan korban," kata Irma melalui pesan singkatnya, Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Irma melihat, jemput bola yang dilakukan Kemenkes pada kantong-kantong wabah difteri, tidak dilakukan secara masif dan tindakan pencegahan atau promotif preventik tidak berjalan maksimal, padahal anggaran yang dimilikinya cukup besar.

"Saya lihat SDM (sumber daya manusia) yang ada saat ini di Kemenkes stagnan, tidak menunjukkan peningkatan kinerja yang baik, sehingga program-program kerjanya setiap tahun copy paste, tidak ada terobosan yang patut diapresiasi," tutur Irma.

Irma pun mengimbau Kementerian Kesehatan untuk melakukan evaluasi penanganan difteri, karena penyebaran virus tersebut sudah masuk ke kota-kota besar dan telah menyerang orang dewasa.

"Korban difteri ini bukan cuma anak-anak, tapi orang dewasa juga, untuk memaksimalkan pelayanan, harusnya Kemenkes bisa mengimbau farmasi-farmasi besar untuk membantu dalam situasi seperti saat ini, jangan cuma ambil untuk saja mereka, tanggung jawab moralnya perlu jadi catatan," pungkas Irma.

‎Diketahui, seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Aufatul Khuzzah (19) meninggal pada Sabtu (24/12/2017), yang diduga terserang penyakit difteri sejak 7 Desember 2017.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini