TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menilai pentingnya figur-figur bersih dan mumpuni untuk mengisi posisi kepengurusan mendukung jalanya partai Golkar di bawah kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Hal itu pun termasuk figur Sekjen pendamping Ketum Golkar. Menurutnya, figur muda adalah generasi yang cocok untuk mengisi posisi Sekjen.
"Saya lebih bicara pada figur, apa dia dari mana tidak masalah. Figur muda, sosok bersih, ini yang perlu dibuat jadi Sekjen," ujar Emrus, dalam siaran pers yang diterima, Jumat (12/1/2018).
Lebih jauh pengamat politik ini menjelaskan, generasi muda yang bersih mumpuni, mempunyai semangat dan mobilitasnya juga tinggi.
"Kenapa harus muda? agar Golkar dipimpin oleh kaum muda. Airlangga Hartarto ada digenerasi menengah, 50 ke atas, harus di-back up oleh kaum muda, paling tidak usia 40-45 maksimal, kenapa generasi muda, selain kreatif juga mobilitasnya tinggi dan bisa mengelola partai ini dengan baik, bisa menghadapi terutama persaingan-persaingan yang sudah d idepan mata, yaitu pilkada 2018 dan Pileg 2019," terang Emrus.
"Tugas mereka kan sampai 2019, harus bekerja keras, karena sudah di depan mata. Pendaftaran sudah terakhir kemarin (pilkada) tapi kerja kerja politik masih banyak," sambungnya.
Emrus menjelaskan, momentum Pilkada tahun ini, Golkar diharuskan bekerja keras dalam memenangkan calon kepala daerah baik yang diusungngnya maupun yang didukungnya.
"Bagaimana memenangkan, kalau pilkada 2018 calon yang diusung atau didukung golkar kalau prosentasinya 90 persen menang, menguasai di daerah saya kira ini prestasi yang luar biasa. jika yang dicapai cuman 50 bahkan kurang atau dibawahnya saya kira golkar kurang baik, Angka itu menunjukan respon publik terhadap golkar kurang baik," jelasnya.
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 116 : Menemukan Arti Kosakata dengan KBBI
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Hal 101: Apa arti kosakata 'Mantra' dengan menggunakan KBBI?
"Harus bekerja keras, kerja politik, maka diperlukan generasi muda di kesekjenan itu. Kenapa? mobile, motornya adalah sekjen, ketua umum berfikir strategis dan mengambil keputusan," sambungnya menekankan.
Selanjutnya, kata Emrus, yakni sosok sekjen harus dipastikan bersih dari masalah hukum, sebagai upaya pengembalian citra golkar.
"Yang kedua, memenuhi syarat bersih , golkar membawa branding bersih dan branding bersih merupakan suatu kemutlakan. Kita melihat bahwa beberapa tokoh golkar dalam dugaan "tidak bersih" sejak proses di KPK mau tak mau menurut saya jajaran ke bawah pun ketua -ketua dan lain lainya prinsip bersih harus diperhatikan," paparnya.
"Kenapa? me-recovery image golkar ini terganggu oleh ketum sebelumnya itu tidak gampang, memperbaiki yang sudah ada lebih sulit dibanding membangun yang baru. Kenapa? karena sudah tersaring di kepala orang dugaan kasus korupsi di KPK, menghilangkan ini tentu harus pemimpinnya itu harus bersih. Sehingga jika pemimpinya bersih kalau dalam mengambil keputusan-keputusan tidak menjadi beban (tak punya kasus), kalau bersih dia akan berani," imbuhnya.
Lantas siapa figur muda dan bersih yang layak menjadi Sekjen? Partai Golkar, kata Emrus mempunyai banyak kader muda, potensial, bersih dan mumpuni.
"Ada nama Ahmad Doli Kurnia, Zainudin Amali, keduanya bersih kalau saya lihat. Zainudin Amali saya kira bagus disodorkan menjadi Ketua DPR, Doli Kurnia jad Sekjen," ujarnya.
"Kemarin dia (Doli Kurnia) berani lantang bersuara meski resikonya dia dipecat, tapi dia berani. orang-orang pejuang politik seperti ini konsekuensi dari sebuah perjuangan, dia tau resiko itu, dia berani mengatakan golkar bersih golkar harus bersih. Jadi Doli diposisikan Sekjen dan Zainudin Amali diposisikan menjadi Ketua DPR saya kira sangat tepat," katanya.