TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah melalui dinamika internal yang cukup dinamis, akhirnya Golkar menunjuk Bambang Soesatyo jadi ketua DPR.
Menurut Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, Bamsoet, demikian sapaannya adalah kader Golkar yang cukup dikenal publik sebagai anggota DPR yang cukup vokal menyuarakan berbagai persoalan baik kepada pemerintah maupun penegak hukum seperti Polri dan KPK.
Dia juga adalah ketua komisi III DPR RI.
Sebastian melihat Bamsoet memiliki kemampuan membangun jaringan dan komunikasi yang baik dengan berbagai fraksi di DPR.
Kemampuan ini imbuhnya, bisa jadi merupakan pertimbangan bagi Golkar dalam menentukan pilihan kepada Bamsoet sebagai pengganti Setya Novanto yang kini tengah mendekam di tahanan KPK.
Dengan demikian sebagai ketua, menurutnya, diharapkan bisa memimpin DPR dengan baik di waktu yang tersisah dan bisa bersinergi dengan ketua umum Golkar, Airlangga Hartarto.
Baca: Petugas Keamanan Gedung BEI Usir Wartawan Dengan Anjing Pelacak
Meski demikian, Bamsoet memiliki beban tanggung jawab untuk memperbaiki kinerja dan citra DPR yang demikian terpuruk selama ini.
"Di waktu yang tersisah apakah bisa memperbaiki kondisi tersebut, itu merupakan tantangan baginya," kata Sebastian kepada Tribunnews.com, Senin (15/1/2018).
Selain itu, sebagai ketua DPR, menurutnya, Bamsoet juga mendapat catatan dari sejumlah pihak terkait keterlibatannya dalam pansus Angket KPK.
Yang ingin diketahui publik dia mencatatat, bahwa apakah sebagai ketua DPR ikut melemahkan atau mendukung penguatan KPK.
"Menurut saya Bamsoet perlu menjelaskan soal ini kepada publik agar lebih jelas posisinya saat ini setelah menjadi ketua," ujarnya.