TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Indonesia Parliamentary Center (IPC), Ahmad Hanafi menilai semakin rendahnya elektabilitas dan popularitas seseorang dapat berdampak pada semakin besarnya mahar yang diminta partai politik.
Menurutnya, partai politik belum mampu memunculkan intelektual publik yang punya kapabilitas dan intelektualitas.
"Banyak hal yang harus dibenahi di intenal parpol dalam hal kaderisasi," kata Hanafi di Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Hanafi menuturkan, mahar politik dapat pula menjadi strategi partai dalam pendanaan untuk menghadapi Pemilu 2019. Tidak dipungkiri bahwa Pemilu 2019 memiliki dana yang sangat besar.
Baca: KPK Berharap Jakarta jadi Contoh Pengelolaan Data Bagi Daerah Lain
"Pilpres mungkin (butuh dana) di atas Rp 100 triliun. Parpol butuh dana yang sangat besar," ujarnya.
Menurut Hanafi, dana sebesar ratusan triliun rupiah, partai politik harus mencari sendiri karena pendanaan parpol oleh pemerintah tidak sebesar nominal tersebut.
"Kebutuhan parpol ini tidak dicukupi oleh negara, ini ada kaitannya pendanaan parpol," katanya.