TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik Gun Gun Heryanto menyayangkan pernyataan Kapolri Tito Karnavian yang sempat membuat meradang beberapa organisasi kemasyarakat berbasis Islam.
Ia yang ditemui di kawasan Slipi, Jakarta Barat, menyatakan seharusnya Kapolri memiliki sifat yang lebih terukur apalagi dalam menyampaikan sebuah sejarah.
"Kapolri harus lebih terukur di kemudian hari, jangan sampai ini kan sejarah mesti lebih banyak dipahami dan pejabat jauh lebih menguasainya dan jangan sampai membuat lebih blunder," ujar Gun Gun, Kamis (1/2/2018).
Gun Gun menyatakan, Tito Karnavian yang menyandang pejabat publik itu seharusnya tak sampai mengeluarkan pernyataan yang dianggap Gun Gun menyakiti sebagian kelompok.
"Polri itu kan harusnya berdiri di atas semua golongan, pernyataan Presiden juga harus berada di atas golongan. Sebaiknya memberikan pernyataan yang lebih terukur, lebih faktual, dan lebih punya data yang memadai sehingga tidak terjebak pada kekeliruan," tegasnya.
Baca: Setya Novanto Senang Diperhatikan Airlangga, Ini Harapannya
Ia berharap agar para pejabat publik dapat menjaga keteraturan statement menjelang tahun-tahun politik ini.
"Jadi lebih terukur, lebih well organized, lebih memastikan statement itu adalah statement yang mengayomi banyak pihak, blunder seperti itu tidak perlu bahwa jika keterukurannya bisa di diperhitungkan lebih," ujar Dosen UIN Jakarta ini.
Sebelumnya, Tito Karnavian dalam acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Ulama PBNU dengan Jajaran Polri di Pondok Pesantren milik Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, An Nawawi Tanara di Serang, Banten, Februari 2017.
Saat itu Tito menyerukan agar jajarannya bekerja sama dengan NU dan Muhammadiyah.
"Semua kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua kapolres untuk wajib membuat kegiatan untuk memoperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten/kota. Para kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang lain. Dengan yang lain tuh nomor sekian, mereka bukan pendiri negara. Mau merontokkan negara malah iya,” tutur Tito dalam video tersebut.
Usai heboh pernyataannya itu, Tito Karnavian menyampaikan klarifikasi video pidato tersebut di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).
Di kesempatan tersebut, turut hadir Ketua Umum PB NU, Said Aqil Siroj beserta perwakilan 14 ormas islam yang tergabung di Lembaga Persatuan Ormas Islam (LPOI).
"Saya memberikan klarifikasi tentang konteks-konteks pidato saat itu. Saya menyampaikan kronologi, kontekstual, dan isi seperti apa," tutur Tito, di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).