Sayangnya pertanyaan awak media diabaikan oleh Setya Novanto. Dia terus menebar senyum dan manggut-manggut setiap ditanya soal isi buku hitamnya.
Apa isi dari buku hitam kecil milik Setya Novanto, sekelas kuasa hukumnya, Firman Wijaya juga tidak tahu. Menurutnya, buku itu adalah 'Black Box' atau catatan yang bakal diungkap terkait korupsi e-KTP.
"Saya rasa buku yang digunakan itu saya menyebutnya kalau pesawat jatuh itu pasti 'Black Box' harus dicari,"tegas Firman Wijaya, Senin (5/2/2018) di pengadilan Tipikor, Jakarta.
Baca: Selama Ini Menyimak Tausiahnya Via YouTube, JK Mengaku Senang Bisa Jumpa Ustaz Abdul Somad
Menurut Firman Wijaya, buku tersebut bisa saja memuat petunjuk tentang dugaan korupsi proyek e-KTP yang bakal diungkap bila permohonan Justice Collaborator(JC) Setya Novanto dikabulkan.
"Beliau mengambil buku yang berwarna hitam. Ya saya tidak tahu kenapa pilihannya itu. Tapi di dalam kamus hukum ada yang namanya 'black law dictionary' bisa saja ini kamus yang beliau ingin sebutkan di kasus e-KTP,"terangnya.
Lebih lanjut Firman tidak ingin berspekulasi banyak tentang nama-nama besar lainnya yang konon memiliki peran lebih berpengaruh daripada kliennya di proyek e-KTP.
Terlebih ada beberapa nama penting lainnya yang sejauh ini belum diperiksa KPK, seperti Puan Maharani yang saat proyek e-KTP bergulir masih menjabat sebagai ketua Fraksi PDI Perjuangan.
"Saya rasa kita tunggu. Karena posisi JC ini kan penting dalam instrumen penuntasan kasus ini. Berikan kesempatan kami bekerja,"tambahnya.