TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri geram dengan kabar hoax yang terus beredar seperti kabar santri yang mengaku dikeroyok di Garut, Jawa Barat.
Santri dari Ponpes Al Futuhat itu yang mengaku jadi korban pengeroyokan, yang mana setelah diselidiki, pengeroyokan itu tak pernah ada.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul meminta para penyebar berita hoax berhenti.
Martinus juga menegaskan akan melakukan penyelidikan mendalam kepada para penyebar hoax.
"Tentu Polri akan melakukan penyelidikan yang mendalam terhadap penyebar-penyebar berita bohong seperti ini. Kita juga berharap dan mengimbau kepada mereka yang berpotensi membuat dan menyebarkan berita hoaks itu untuk berhenti," ujar Martinus, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (9/2/2018).
Ia juga menuturkan pihaknya akan melakukan penyelidikan mendalam untuk melihat berbagai kemungkinan motif dari pelaku untuk menyebarkan berita hoax.
"Kami akan lihat, kami akan selidiki lebih dalam dan kita bisa tahu motif sebenarnya apa," kata Martinus.
"Apakah terkait dengan motif politik, motif ekonomi karena setelah memproduksi kemudian mendapat imbalan uang," katanya.
Lebih lanjut, Polri melalui Martinus meminta agar masyarakat tak mudah terprovokasi atau percaya dengan informasi yang belum jelas kebenarannya.