News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendidikan

Bau-Bau Kota Pertama Penerima Program CSR PT Pelni Peduli Pendidikan

Penulis: FX Ismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vice President PT Pelni, La Ode Muhisi hadir mewakili Direksi PT Pelni pada penutupan menyampaikan terima kasih atas antusiasme para kepala sekolah dan guru selama workshop berlangsung. Direktur Utama memilih sendiri Kota Bau-Bau sebagai kota pertama yang menerima Program CSR Pelni Peduli Pendidikan di tahun 2018 karena masyarakat Kota Bau-Bau masuk dalam 10 besar yang menjadi pelanggan terbesar PT Pelni se-Indonesia.

Laporan Tribunnews.com, Fx Ismanto

TRIBUNNEWS.COM, BAU-BAU -  Atas keberhasilan memperbaiki kinerja keuangan Perusahaan beberapa tahun terakhir, PT Pelni (Persero) sejak 2017 lalu telah melaksanakan sejumlah kegiatan CSR dan PKBL di wilayah Jakarta. Dan untuk awal 2018 ini, kegiatan CSR dan PKBL PT Pelni mulai memperluas programnya ke daerah-daerah.

Corporate Secretary PT Pelni, Ridwan Mandaliko menyebutkan bahwa selama bulan Januari kemarin, PT Pelni menggelar CSR Pelni Peduli Pendidikan dengan menggelar workshop bagi guru-guru madrasah se-Kota Bau-Bau. "Kami menggandeng Yayasan Kembali Sekolah untuk menyelenggarakan workshop bagi guru-guru madrasah di Kota Bau-Bau ini agar mengajar menjadi kegiatan yang menyenangkan dan lebih interaktif antara guru dan murid. Alhamdulillah kegiatan CSR kami disambut baik oleh para guru, dan mendapatkan dukungan dari Kantor Kementerian Agama Kota Bau-Bau."

Bau-Bau Kota Pertama Penerima Program CSR PT Pelni Peduli Pendidikan. (TRIBUNNEWS.COM/HO)

Selama empat hari mengikuti workshop CSR Pelni dengan tema "CSR Pelni Peduli Pendidikan: Peningkatan Kualitas Pendidik Madrasah di Kota Bau-Bau", peserta yang terdiri atas kepala sekolah dan guru dilatih untuk menciptakan suasana belajar dan komunikasi yang lebih interaktif.

Ketua Yayasan Kembali Sekolah Arya Hindrarprayoga menyebutkkan bahwa sangat penting untuk melibatkan kepala sekolah madrasah dalam kegiatan CSR PT Pelni ini. "Untuk menciptakan perubahan di lingkungan sekolah, kalau kepala sekolah tidak memiliki visi yang sama, mustahil untuk berubah. Kehadiran Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bau-Bau Rahman Ngkaali pada pembukaan dan penutupan menjadi bukti dukungan Kementerian Agama atas program CSR Pelni di kota ini."

Vice President PT Pelni, La Ode Muhisi hadir mewakili Direksi PT Pelni pada penutupan menyampaikan terima kasih atas antusiasme para kepala sekolah dan guru selama workshop berlangsung. "Direktur Utama memilih sendiri Kota Bau-Bau sebagai kota pertama yang menerima Program CSR Pelni Peduli Pendidikan di tahun 2018 karena masyarakat Kota Bau-Bau masuk dalam 10 besar yang menjadi pelanggan terbesar PT Pelni se-Indonesia."

Selain menggelar workshop, PT Pelni juga menyediakan "pojok literasi" beserta koleksi buku bacaan bagi sekolah-sekolah madrasah di Kota Bau-Bau.

Bau-Bau Kota Pertama Penerima Program CSR PT Pelni Peduli Pendidikan. (TRIBUNNEWS.COM/HO)

Di saat yang bersamaan dengan kegiatan CSR di Kota Bau-Bau, Manager Humas dan CSR PT Pelni (Persero) Akhmad Sujadi mengawal serah terima bantuan kemanusian untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menimpa masyarakat Asmat di Papua Barat. Penyerahan bantuan berupa obat-obatan diterima oleh Kepala Dinas Sosial mewakili Bupati Asmat Elisa Kambu, Jumat (2/2) lalu di Pelabuhan Agats.

"Saya diminta Direktur Utama Insan Purwarisya L Tobing untuk secara langsung menyampaikan keprihatinan atas peristiwa yang menimpa saudara-saudara kita di Asmat. Beruntung kapal Pelni, KM Tatamailau, memiliki jadwal reguler singgah di Pelabuhan Agats, sehingga membantu kami dalam membawa pasokan obat-obatan yang dibantu oleh RS Pelni Petamburan, anak perusahaan Pelni," ujar Manager Humas dan CSR PT Pelni (Persero), Akhmad Sujadi.

Selain CSR, PT Pelni juga segera menyerahkan bantuan untuk pembangunan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat Desa Tanali yang terletak di Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Desa Tanali yang dihuni sekitar 500 kepala keluarga diketahui kesulitan mendapatkan akses air bersih, dan harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam ke sumber air bersih. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini