TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat menyampaikan sambutan pada Pembukaan Kongres ke-30 dan Peringatan Dies Natalis ke-71 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang digelar di Auditorium Universitas Pattimura, Ambon, Presiden Joko Widodo mengatakan dalam menjalankan amanat konstitusi, Indonesia tak hanya berupaya untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Indonesia, kata Jokowi, juga harus menunjukkan kepedulian bagi saudara-saudara kita yang mengalami kesulitan di berbagai belahan dunia.
"Kita terus membantu perjuangan Palestina melawan penindasan dan ketidakadilan. Kita ingat, tahun 2016 menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI. Kita juga membuka konsulat kehormatan di Ramallah. Kita juga mendorong KTT di Istanbul yang menentang pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel," kata Jokowi sesuai siaran pers Biro Pers Istana Kepresidenan, Rabu (14/2/2018).
Baca: Hadiri Kongres HMI, Presiden Jokowi Paparkan Tantangan Global dan Program Kerja Pemerintah
Tidak hanya itu, Indonesia juga aktif memberikan bantuan kemanusiaan bagi para korban kemanusiaan di perbatasan Bangladesh dan Myanmar, sekaligus menjalankan upaya diplomasi damai bagi pihak-pihak yang berseteru.
"Januari 2018 saya berkunjung ke Sri Lanka, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Saya berkunjung ke Cox's Bazar (lokasi pengungsian) kondisinya memprihatinkan. Saya adalah kepala negara pertama yang mengunjungi Cox's Bazar," katanya.
Sementara dalam kunjungannya ke Afghanistan, Presiden Joko Widodo bersikeras untuk tetap hadir di negara yang saat ini sedang didera konflik persaudaraan itu.
Meski terdapat ancaman keamanan saat kunjungan di sana, ia tetap ingin menunjukkan keseriusan dan kepedulian Indonesia untuk mewujudkan perdamaian di Afghanistan.
"Kenapa saya tetap pergi ke Kabul? Karena pentingnya persaudaraan dan persatuan," ujarnya.
Baca: Jokowi Tinjau Program Padat Karya Tunai di Maluku
Sejumlah kunjungan ke negara-negara yang tengah mengalami krisis kemanusiaan semakin menyadarkan kita bahwa persaudaraan dan persatuan merupakan hal yang tak ternilai.
Sekali lagi Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, bahwa sebagai negara besar yang beragam, Indonesia tetap harus menjaga persatuannya.
"Betapa mundurnya jauh sekali gara-gara konflik perang (di Afghanistan). Oleh sebab itu, titipan Presiden Ashraf Ghani saya ingat betul. Jangan sampai ada konflik antarsuku, antaragama, dan antarkampung. Tegas saja kalau ada konflik seperti itu, jangan beri waktu bagi konflik untuk berkembang," tuturnya.