TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Meski Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri sudah bekerja "mengeroyok" kasus korupsi, tetap saja setiap hari berita soal korupsi selalu menghiasi media massa seakan tidak ada habisnya.
Humas Mabes Polri, Kombes Pol Sri Suari mengatakan korupsi bisa terjadi dalam segala sisi, termasuk politik juga menjadi pintu masuk di kasus korupsi.
"Dulu masih mudah untuk mengungkap korupsi, sekarang sulit. Korupsi saat ini terputus, antara pelaku utama dengan uang, tidak ada hubungan. Tapi jangan kira itu tidak bisa ditelisik, kami, penegak hukum punya teknologi mengungkap itu," tutur Sri Suari, dalam Seminar Nasional dengan tema Peran Umat Katolik dalam Pembangunan Politik di Tanah Papua, Jumat (16/2/2018) di Auditorium Universitas Cendrawasih.
Baca: Tangkap Tiga Anak Elvy Sukaesih, Polisi Lewat Pintu Belakang Rumah
Terkhusus di Papua yang adalah surga sumber daya alam, Polwan berangkat tiga melati di pundaknya ini mengajak para mama-mama di Papua menjadi promotor antikorupsi, khususnya di keluarga mereka.
Menurutnya, masyarakat Indonesia juga harus mengambil peran untuk menyelamatkan Indonesia dari praktek korupsi, utamanya di sektor pencegahan.
"Coba bayangkan sudah dikeroyok bertiga oleh Kejaksaan Agung, KPK, Polisi tapi tiap hari OTT terus ada. Untuk cegah korupsi, bangun politik yang baik di tanah Papua. Mungkin para mama juga bisa menyuarakan perempuan anti korupsi," tegas mantan Kapolres Bantul tersebut.
Sri Suari juga menyarankan agar mama-mama di Papua berkirim surat ke KPK meminta pelatihan sebagai "Saya Perempuan Antikorupsi atau SPAK".
Dia meyakini, jika ibu-ibu mendidik antikorupsi sejak kecil, kedepan akan tumbuh generasi antikorupsi.