TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teror penyiraman air keras di depan masjid di dekat rumahnya setelah menjalankan salah subuh pada 11 April 2017 lalu, tak membuat ciut nyalinya untuk pemberantasan korupsi di Indonesia.
Meskipun sepasang matanya masih belum pulih benar, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan tetap lantang bersuara melawan praktik korupsi yang selama 10 bulan lebih ditinggalkannya untuk proses pengobatan di Singapura.
Sehari menjelang kepulangannya ke Indonesia, Rabu (21/2/2018), Novel bersuara lantang tidak takut melawan pembungkam agenda pemberantasan korupsi meskipun teror terhadap dirinya akan terus terjadi.
"Saya menegaskan seperti apapun Allah akan menunjukkan jalan kebenaran, sekalipun banyak orang ingin menutupi jalan itu," tegas Novel dalam rekaman video berdurasi hampir 3 menit yang dikirimkan sang sahabat, Dahnil Simanjuntak yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah kepada Tribunnews.com, Rabu (21/2/2018).
Baca: 10 Bulan Pasca-disiram Air Keras, Mata Kiri Novel Belum Bisa Melihat
Mantan perwira Polri ini pun mengajak para aktivis dan penegak hukum untuk tidak gentar menghadapi teror pembungkaman terhadap pemberantasan korupsi di negeri ini.
"Marilah kita tetap fokus dan berani," cetusnya.