Sebagaimana disampaikan Dahnil Simanjuntak, Novel ingin segera pulang ke tanah air dan kembali bertugas di KPK, meskipun belum sembuh benar akibat teror penyiraman air keras di depan masjid di dekat rumahnya setelah menjalankan salah subuh pada 11 April 2017 lalu.
Menurut Dahnil Simanjuntak, kondisi terkini penyidik senior KPK adalah belum sembuh, mata kirinya belum bisa melihat sama sekali, Sedang mata kanannya dibantu oleh hard lens untuk melihat.
"Novel Baswedan memutuskan pulang Ke Jakarta setelah dirawat lebih dari 10 bulan atau 314 hari setelah peristiwa penyiraman air keras terhadap dirinya," ujar pendiri Madrasah Antikorupsi ini kepada Tribunnews.com.
"Novel Baswedan memutuskan pulang Ke Jakarta setelah dirawat lebih dari 10 bulan atau 314 hari setelah peristiwa penyiraman air keras terhadap dirinya," ujar pendiri Madrasah Antikorupsi ini kepada Tribunnews.com.
Pada 11 April 2017, seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya. Air keras itu mengenai bagian wajah dan kedua mata Novel.
Dampak akibat air keras tersebut bahkan melukai rongga pernapasan Novel. Akibat hal itu, ia harus menjalani perawatan di Rumah Sakit di Singapura.
Pasca-terjadinya penyerangan, berbagai dukungan mengalir untuk Novel. Mulai dari masyarakat umum, pegawai KPK, akademisi, aktivis hingga pekerja media menyampaikan dukungan untuk Novel.
Presiden Joko Widodo juga menunjukan simpati terhadap Novel.
Usai kejadian, Novel langsung dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kelapa Gading. Setelah itu, untuk pengobatan lebih lanjut, ia dibawa ke Jakarta Eye Center (JEC) Menteng.
Sehari setelah kejadian (12/4/2017), Novel akhirnya memutuskan dan dibawa untuk berobat mata di Singapura.
Pada 17 Agustus 2017 lalu, Novel menjalani operasi pertama di Singapura.
Selama di sana, Novel menjalani beberapa tahapan operasi. Terakhir, pekan lalu, Novel menjalani operasi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan selaput di matanya. (*)
Simak videonya di atas!(*)