Laporan Wartawan Tribunnews.com, Brian Priambudi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menggelar pembinaan pengemudi bus secara rutin dan berkala. Pembinaan itu antara lain melalui pendidikan karakter.
Hal itu dikatakan oleh Ketua IPOMI Kurnia Lesani Akbar, Minggu (4/3/2018).
Menurutnya, pembinaan itu dilakukan karena sosok di balik kemudi itu mengimpan bagasi emosi yang tertimbun. Emosi itulah yang menjadi satu dari beberapa faktor kecelakaan. Misal, emosi muncul karena kemacetan.
Baca: Kata Anaknya Soal Peluru Nyasar, Rhoma Irama Anggap Setan Main Tembak-tembakan
Baca: Keluarga Rhoma Irama Penasaran Motif Pelaku Penembakan Studio Soneta
Baca: Chicco Jerikho Sebut Putri Marino sebagai Jantung Hatinya
Baca: Cynthia Ramlan Trauma, Dadanya Masih Sesak dan Kadang Gemetar
Akibatnya, lanjut dia, pengemudi tidak sabar. Kemudian melepaskan emosinya ketika mendapatkan jalan lengang.
Saat diwawancarai awak media di Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2018, Sani mengatakan, 80 persen hingga -85 persen peserta yang mengikuti pendidikan karakter, mengalami perubahan.
"Contohnya, yang tidak peduli dengan salat jadi peduli, lebih dekat dengan anaknya. Jadi yang kita bangunkan mentalnya," Sani mengatakan.
Menurut Sani pembinaan tersebut menyadarkan sang pengemudi sebagai manusia, orang tua, dan profesional.
Pembinaan seperti ini sudah dilakukan oleh IPOMI sejak tahun 2013 dengan harapan mengurangi faktor kecelakaan dari emosi sang pengemudi.
Pembinaan ini kerap dilakukan setahun dua kali, dengan mengirimkan perwakilan pengemudi dari tiap operator bus.
Dinas Perhubungan juga melakukan hal yang serupa namun metode yang digunakan lebih akademis mengenai peraturan dan tata tertib di jalan.(*)