Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan pemantauan kondisi mantan Presiden BJ Habibie, yang sedang menjalani perawatan di Munich, Jerman.
Presiden ke-3 itu, diketahui mengalami kebocoran pada klep jantungnya, sehingga diperlukan tindakan operasi.
Mentri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah selalu memantau kondisi Habibie melalui perwakilan atau dubes Indonesia yang berada di Jerman.
"Setiap hari berkomunikasi langsung tim yang di Munchen sebanyak dua kali, yakni pas bangun (pagi) kemudian malam sebelum tidur, saya berkomunikasi lagi," tutur Retno di komplek Istana Negara, Jakarta, Senin (5/3/2018).
Selain berkomunikasi dengan tim di sana , Retno mengaku turut berbicara langsung dengan Habibie dan menyampaikan bahwa dirinya baik-baik saja.
Baca: Lecehan Enam Bocah, Pemilik Game Rumahan di Tangerang Ditangkap Polisi
"Pak Habibie bercerita, Ia tetap dalam kondisi yang baik, mudah-mudahan cepat sembuh," ucapnya.
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi menambahkan, Presiden Joko Widodo telah berkomunikasi dengan Habibie melalui sambungan telepon dan telah menindaklanjuti permintaannya, yaitu mengirimkan dokter pribadi serta Paspampres.
"Dua dokter sudah dikirim ke sana, memang dari sisi undang-undang ada kewajiban kepada mantan presiden dalam bentuk pengamanan, termasuk kesehatan," ucap Johan di tempat yang sama.
Johan pun menyampaikan, biaya perawatan Habibie di Jerman berdasarkan undang-undang, memang ada hitungannya akan ditanggung oleh negara.
"Ada kewajiban (negara), seberapa besarnya saya tidak tahu," ujar Johan.
Untuk mendampingi Habibie selama dilakukan tindakan medis, Presiden Joko Widodo sudah mengutus Prof. Dr. Lukman Hakim, SpPD-KKV, SpJP, Kger, seorang spesialis jantung dan pembuluh darah dari tim dokter kepresidenan, untuk berangkat ke Jerman, termasuk anggota Paspampres juga diberangkatkan.