TRIBUNNEWS.COM - Kekuatan udara TNI AU yang di awal tahun 2018 ini diperkuat oleh 24 unit jet tempur F-16 C/D benar-benar menjadi sangat perkasa jika dikaitkan dengan sejarah penerbangan TNI AU.
Pasalnya untuk memiliki pesawat yang bisa diterbangkan pilot-pilot TKR-Jawatan Penerbangan (1945) , awalnya menggunakan pesawat-pesawat rongsokan peninggalan Jepang dan modal nekat.
Setelah pasukan Jepang menyerah kepada Sekutu dan meninggalkan Indonesia, ternyata tidak ada satu pun pesawat-pesawar tempur Jepang yang kemudian ditinggalkan masih bisa terbang.
Pesawat-pesawat Jepang yang sudah rusak dan tidak bisa terbang seperti pesawat jenis Cureng dan Guntai, antara lain ditinggalkan di lapangan udara Maguwo, Yogyakarta selanjutnya dicoba diperbaiki oleh para teknisi TKR.
Mesinnya dibongkar total dan semua komponen-komponen diperiksa. Komponen yang rusak diganti menggunakan komponen mesin lainnya secara kanibal.
Setelah semua komponen mesin tersusun kembali, mesin pun coba dihidupkan di darat dan ternyata berhasil.
Bahan bakar untuk menghidupkan mesin menggunakan bahan bakar peninggalan pasukan Jepang yang masih tersimpan di drum-drum demikian juga olinya.
Hidupnya mesin pesawat Cureng jelas merupakan prestasi luar biasa saat itu.
Padahal mesin-mesin pesawat Jepang merupakan buatan tahun 1930-an dan para teknisi TKR pun bekerja denggan cara mengakali saat merakitnya.
Ketika pesawat Cureng harus diterbangkan dengan risiko pesawat bisa jatuh saat berada di udara, ternyata dibutuhkan pilot nekat yang bagaimana pun harus siap mati.
Yang kemudian maju untuk menguji coba menerbangkan Cureng adalah Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto mantan penerbang pesawat pengembom AU Belanda (Militaire Luchvaart).
Penerbangan pesawat Cureng yang sudah dilengkapi logo cat bendera merah putih dan berlangsung pada 27 Oktober 1945 ternyata berhasil.
Pesawat Cureng terbang di atas kota Yogyakarta yang saat itu merupakan Ibukota RI dan melintas di atas Alun-alun Utara.
Di tempat itu ratusan pemuda dari berbagai daerah kebetulan sedang berkumpul untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Penerbangan perdana oleh adi Adisutjipto menggunakan pesawat rekondisi itu diluar dugaan ternyata bisa menggelorakan semangat pasukan TKR di Yogya dan juga para pemuda yang akan bersidang esok harinya (28/10/1945).
Maka tidak mengherankan jika dalam kondisi terkini setiap kali TNI AU mendapatkan pesawat-pesawat baru, seperti 24 unit F-16 C/D, meskipun merupakan hasil rekondisi (up grade), bangsa Indonesia pun ikut bangga. (*)