TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Republik Indonesia, Dra Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD membuka pameran niaga bahan baku industri farmasi Convention on Pharmaceutical Ingredients South East Asia (CPhI SEA) 2018 yang berlangsung tanggal 27 hingga 29 Maret 2018, di Jakarta Internasional Expo – Kemayoran.
Event ini membuka peluang bagi para profesional industri farmasi untuk saling bertukar informasi, pengalaman, ide dan memperkuat jaringan bisnis di kawasan ini.
Bersamaan dengan CPhI South East Asia 2018, UBM juga menggelar Health ingredients South East Asia (Hi SEA) 2018 yang menghadirkan bahan baku industri pangan fungsional, nutrasetikal serta produk nutrisi dan kesehatan.
Christopher Eve, President Director PT UBM Pameran Niaga Indonesia, mengungkapkan, CPhI merupakan pameran khusus bagi industri farmasi yang menghadirkan rangkaian lengkap rantai produksi farmasi dari bahan baku hingga formulasi terakhir termasuk mesin dan teknologi, produk kemasan hingga layanan kontrak industri.
CPhI South East Asia di Indonesia telah menjadi sebuah platform terpercaya bagi profesional industri, pembuat kebijakan, dan asosiasi profesional untuk berinteraksi dan bertukar informasi pasar, tren serta inovasi terkini yang dapat mendorong pertumbuhan industri farmasi Indonesia.
Pameran niaga selama tiga hari ini akan dilengkapi dengan berbagai aktivitas, seperti Konferensi, Start Up Forum, Innovation Gallery yang menampilkan produk – produk inovatif, Exhibitor Showcase yang mengulas topik – topik terkini dalam industri, dan Business Matching program yang mempertemukan secara spesifik para professional industri.
CPhI South East Asia 2018 dan Hi SEA 2018 mencatat lebih dari 260 peserta pameran, termasuk peserta baru dari Romania, Kuwait, Arab Saudi, Ceko, Austria, Siprus, Irlandia dengan estimasi kehadiran lebih dari 5.000 profesional industri.
"Baik peserta maupun eksibitor juga dapat mengunduh CPhI SEA 2018 Mobile App melalui AppStore dan GooglePlay untuk memfasilitasi kebutuhan mereka dalam menemukan elemen pameran sesuai keperluan," kata Christopher.
Dikatakan Eve dirinya memahami esensi inovasi untuk memperkuat daya saing industri farmasi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan bahan baku obat terjangkau. Riset, penelitian ilmiah, dan teknologi menjadi kunci utama.
Rangkaian pameran yang kami hadirkan adalah upaya dalam mempercepat pengembangan industri farmasi inovatif, salah satunya melalui Research and Innovation Pavilion yang khusus memamerkan inovasi industri Indonesia dengan dukungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, termasuk di antaranya Parapodun, NPC, Dento Laser dan Garam Pro.”
Selain bahan baku farmasi dan pangan, CPhI SEA 2018 dan Hi SEA 2018 dilengkapi dengan pameran P-MEC, InnoPack, ICSE (International Contract Services Expo), dan LAB World South East Asia. P-MEC menghadirkan teknologi terbaru dalam produk mesin, teknologi dan perlengkapan farmasi; InnoPack membawa inovasi pengemasan dan sistem pengiriman obat-obatan; ICSE adalah pameran khusus contract manufacturing and services; dan LAB World SEA akan berfokus pada solusi dan teknologi laboratorium serta peralatan medis.
Keseluruhan elemen di CPhI SEA 2018 dan Hi SEA 2018 akan melengkapi semua kebutuhan industri farmasi dan pangan sehingga menjadikan acara ini pameran yang komprehensif sehingga dapat berkontribusi dalam memberikan solusi farmasi dan meningkatkan kualitas industri farmasi Indonesia.