Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putra kedua WNI yang tewas di Kamboja Enen Cahyati, Rifat (23) mengungkapkan dirinya sempat berulang kali ingin melaporkan perlakuan kejam ayah tirinya pada ibunya kepada polisi.
Namun ibunya berulang kali juga melarangnya.
"Saya sempet mau lapor ke polisi, tapi Mamah bersikeras nggak ngebolehin saya," ungkap Rifat di rumahnya di Jalan Barkah, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (29/3/2018).
Tidak hanya itu, Rifat pun sempat bertengkar mulut dengan Bilal yang baru tinggal di rumahnya sejak tahun 2017.
"Sempet berantem beberapa kali, tapi nggak sampe pukul-pukulan, cuma adu mulut aja," kata Rifat.
Baca: Sang Putri Kesal Warganet Berkomentar Negatif terhadap Enen Cahyati
Hal yang sama diungkapkan oleh kakak pertama Rifat, Insya Maulida yang mengatakan bahwa ibunya terus menerus melarang anak-anaknya untuk lapor ke polisi.
Bahkan perempuan berusia 25 tahun yang akrab disapa Echa itu juga masih menyimpan sebuah foto ibunya yang babak belur dihajar Bilal di ponselnya.
Dalam foto tersebut terlihat wajah Enen yang lebam dan bengkam serta dagunya yang telah dijahit.
Selain itu tampak juga sebuah mukena yang berlumuran darah.
"Kalau saya mau saya bisa aja laporin Bilal. Saya masih pegang buktinya (foto dalam ponsel). Tinggal laporin aja. Tapi Mamah nggak pernah ngizinin," kata Echa.
Baca: Tetes Air Mata Deisti Tak Terbendung ketika Jaksa Menuntut Setya Novanto 16 Tahun Penjara
Echa menduga bahwa ibunya telah diancam oleh Bilal.
Menurut teman Enen, Bilal pernah mengancam akan menghabisi nyawa seluruh anggota keluarganya jika bertindak macam-macam.
"Katanya semua keluarga mau dihabisin kalau lapor ke polisi," ungkap Echa.
Sebelumnya, Enen ditemukan tewas di sebuah kamar hotel Hometown Suite Hotel di Pnom Penh, Kamboja pada 25 Maret 2018.
Enen diduga tewas dicekik setelah mendapat kekerasan oleh suaminya yang berkebangsaan Amerika Bilal Abdul Fateen.
Kini belum ada informasi lebih jauh tentang keberadaan Bilal.