News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menko Polhukam: Banyak Negara Tertarik Konsep Deradikalisasi Indonesia

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Polhukam Wiranto dan Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius saat mengikuti KTT Arab Islam Amerika di Riyadh Arab Saudi beberapa waktu lalu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengungkapkan bahwa banyak negara yang tertarik dengan konsep deradikalisasi yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.

Dikatakan, banyak negara khususnya di Asean dan Australia mau mencontohnya.

"Itu (deradikalisasi) merupakan model baru yang sangat diminati internasional, banyak yang mau mencontoh, " ujar Menko Polhukam Wiranto usai bertemu dengan Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius di kantor Kemenko Polhukam, Kamis (29/3/2018).

Baca: Patahkan Mitos Emak-emak Matic, Ibu Ini Bikin Warganet Terpukau dengan Skill Bermotornya

Menurut Menko Polhukam, negara-negara di Asean dan Australia ingin mengetahui sejauh mana konsep tersebut bisa dikembangkan di Indonesia dan juga negara lainnya.

Selain itu, pertemuan tersebut juga membahas persiapan Asean Singapur yang salah satunya akan membahas masalah kerjasama keamanan kedua negara. "Laporan soal keamanan dan kelanjutan dari pertemuan di Asean," kata Menko Polhukam.

Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan, saat ini jumlah mantan napiter yang masuk dalam program deradikalisasi semakin bertambah.

Menurutnya, ini membuktikan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangkal radikalisasi sangat efektif.

"Kegiatan sarasehan yang kemarin itu memang murni sukarela dari mereka (eks napiter). Tapi saat ini jumlah yang ikut dalam program deradikalisasi ini semakin bertambah, belum lama ini ada 3 orang mantan terpidana yang ikut bergabung, " kata Suhardi.

Sebelumnya pemerintah melalui BNPT mengumpulkan kurang lebih 120 orang mantan narapidana terorisme dan 50 orang korban terorisme untuk melakukan silaturahmi. Pertemuan tersebut merupakan puncak dari deradikalisasi mantan napiter yang selama ini dilakukan pemerintah.

Pertemuan yang menitikberatkan pada pendekatan kemanusiaan ini diharapkan dapat berdampak luas dalam mengurangi radikalisasi. Para mantan napiter yang ikut dalam acara ini diharapkan dapat meyakinkan teman, kolega dan keluarganya agar tidak melakukan dan menyebarkan radikalisme.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini