TRIBUNNEWS.COM - Pemecatan yang dilakukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terhadap Mayjen TNI Dokter Terawan Agus Putranto dari keanggotaannya, menuai komentar berbagai pihak.
Sebagai salah satu mantan pasien Dokter Terawan, Mahfud MD, mengaku bingung menanggapi pemecatan yang bersangkutan.
"Saya tidak tahu ya harus menanggapi apa. Tapi saya pernah menjadi pasiennya. Itu bagus menurut saya sih," ujar Mahfud.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu kemudian menjelaskan metode yang dipersoalkan oleh banyak kalangan itu.
"Ada gejala stroke, ketahuan lalu dipompa agar bersih, langsung segar biasanya. Jadi kalau anda mau stroke, biasanya ada ganjelan di saraf otak. Itu yang menyebabkan stroke, itu dipompa dari kaki ke jantung," ungkapnya.
Ia mengatakan jika dirinya melihat banyak kalangan menilai metode ini belum dianggap layak. Namun pakar hukum ini enggan mengomentarinya.
"Katanya (metode) itu belum dianggap, belum layak. Tapi terserahlah itu urusan mereka," kata dia.
Disinggung bagaimana pengalamannya sebagai mantan pasien, ia mengungkap bahwa itu pengalaman yang bagus.
"Tiga jam selesai, langsung pulang. Kalau pengalaman saya bagus," pungkasnya.
Metode yang dilakukan Dokter Terawan awalnya dituangkan dalam disertasi doktoral Terawan dengan judul 'Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis.
Meski menuai pro kontra, tetap ada deretan pasien yang muncul ke permukaan dengan tagar #SaveDrTerawan di Twitter.