Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan istri Setya Novanto, Deisti Astiani Tagor sebagai saksi bagi terdakwa dokter Bimanesh dalam kasus dugaan menghalangi penyidikan e-KTP pada Setya Novanto.
Di hadapan majelis hakim, secara lancar, perempuan berkerudung hitam itu menceritakan kejadian hilangnya Setya Novanto, penggeledahan oleh penyidik KPK, Setya Novanto kecelakaan dibawa ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau, dipindah ke RSCM hingga resmi ditahan KPK.
Baca: Pasca Meminta Maaf Lantaran Soal UN Dinilai Tidak Rasional, Kemendikbud Bikin Kuis Berhadiah
"Sebelum kejadian kecelakaan, mungkin anda tahu dimana keberadaan suami anda? ," tanya hakim di awal persidangan.
Deisti pun menjelaskan peristiwa pada Rabu (15/4/2018) malam, dimana rumahnya di Jalan Wijaya didatangi oleh penyidik KPK yang mencari sang suami karena tidak memenuhi panggilan sebagai tersangka korupsi e-KTP.
"Saya waktu itu di lantai dua, orang rumah saya beri tahu, ibu-ibu, ada orang KPK datang. Saya intip dari jendela, benar. Saya kira dibawah ada suami saya, ternyata tidak ada. Yang ada hanya pengacara Fredrich, akhirnya saya turun ke bawah," ujar Deisti, Senin (16/4/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Lanjut Deisti mengaku diminta menandatangani surat kuasa yang menyatakan Fredrich adalah kuasa hukum suaminya di selembar kertas dengan tulis tangan. Alasan saat itu, Fredrich tidak membawa surat kuasa, sehingga diminta membuat ulang oleh penyidik.
Setelah menungu berjam-jam, Setya Novanto tidak kunjung kembali ke rumah. Akhirnya penyidik melakukan penggeledahan hingga Kamis (16/11/2017) dini hari, tepatnya pukul 03.00 WIB.
Sejak penggeledahan hingga selesai, Deisti terus berupaya menghubungi Setya Novanto namun tidak berhasil. Sampai akhirnya pada pukul 15.00 WIB, Setya Novanto menghubungi dirinya.
"Jadi anda tidak tahu dimana Setya Novanto tidur waktu malam itu?," tanya hakim. Deisti menjawab tidak tahu karena teleponnya tidak dijawab oleh Setya Novanto.
Masih menurut Deisti dirinya mengetahui malam itu ternyata Setya Novanto menginap di sebuah hotel di daerah Bogor. Pengakuan itu disampaikan Setya Novanto saat di rumah sakit.
"Sore hari, saya di telepon oleh suami saya. Beliau katakan malam hari akan menyerahkan diri datang ke KPK didampingi DPD 1. Dia pesan, saya dan anak-anak harus kuat, ini tidak papa, dan saya diminta menenangkan anak-anak, tabah," ungkapnya.
Mendapat telepon itu, Deisti menyatakan tidak bicara banyak. Perasannya campur aduk antara kesal dan sedih. Sore harinya, Deisti beraktifitas seperti biasa mengadakan pengajian di rumah.
Barulah pukul 19.30 WIB, Deisti mendapat telepon dari Fredrich menyampaikan Setya Novanto kecelakaan. Fredrich meminta Deisti datang ke RS Medika Permata Hijau. Soal keadaanya Setya Novanto, Fredrich ketika itu tidak tahu karena dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Sekitar jam 9 saya sampai rumah sakit, itu wartawan sudah banyak. Saya ke rumah sakit ditemani empat teman saya, ada Nauli, Risa, Diah dan Iles. Saya diarahkan langsung ke atas, tiga teman saya naik lift, dikerubuti wartawan karena mereka mengira itu saya. Padahal saya dan Iles naik lewat tangga ke lantai 3," terangnya.
Sesampainya di kamar 323 tempat Setya Novanto dirawat, Deisti mengaku bertemu dengan dua perawat dan ajudan Setya Novanto, Reza Pahlevi. Deisti mendapati sang suami yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar itu dalam keadaan tidur, sudah diinfus dan diperban.