TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri membantah para penyidiknya melakukan intimidasi kepada bos First Travel, Andika Surachman, saat pemeriksaan kasus dugaan penipuan jemaah calon umrah.
Hal ini diungkapkan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto. Bahkan, ia sangat meyakini tidak ada kekerasan yang dilakukan oleh jajarannya.
"Saya tidak yakin ada kekerasan intimidasi segala macam," ujar Setyo, di Hotel 88, Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (24/4/2018).
Selain keyakinan atas jajarannya yang tak melakukan intimidasi, Setyo juga meminta dilakukan pengecekan rekaman kamera CCTV di ruang penyidikan.
Alasannya, pengecekan itu, kata dia, mampu membuktikan apakah benar pernyataan yang dilontarkan Andika mengenai dirinya diintimidasi.
Jenderal bintang dua ini mempersilahkan yang bersangkutan untuk mengecek ke Bareskrim sebagai pembuktian.
"Ya nanti bisa dicek di Bareskrim lah. Kan sekarang sudah canggih, ada CCTV segala macam, bisa dicek. Ya nanti kita cek lah," tandasnya.
Sebelumnya, bos First Travel, Andika Surachman mengaku setelah ditetapkan tersangka oleh polisi pada Agustus 2017, banyak berita acara penyelidikan (BAP) yang dianggap tidak sesuai harapannya.
Semua BAP yang ada sekarang dan ditandatanginya disebutnya merupakan hasil intimidasi atau ada tekanan.
"Saya sebenarnya membantah isi BAP itu karena ada banyak yang tidak saya akui. Tanda tangan di BAP itu juga saya tanda tangan karena ada tekanan," ujar Andika di persidangan, Senin (23/4).
Selain itu, ia dan istrinya Anniesa Hasibuan juga mengaku dimasukan ke ruang kecil serta mendapat intimidasi dan ancaman pemukulan.