TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Waktu menunjukkan pukul 01.00 WIB dini hari ketika Hari Budianto Darmawan mendapatkan telepon dari orang tak dikenal.
Saat itu, Hari sedang berada di kediamannya, apartemen Belezza Lantai 16, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Sebuah suara rintihan dari balik telepon membuat Hari terkejut.
Ia mengaku sebagai Kwik Kian Gie, ekonom terkenal yang juga merupakan kakak Hari.
Hari makin panik ketika suara yang mengaku kakaknya, menerangkan bahwa ia sedang dalam tekanan komplotan penculik.
"Dia mengaku sebagai Kwik Kian Gie kakak korban dan sedang disandera seseorang," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar, Rabu (25/4/2018).
"Kasusnya sebenarnya penipuan by telepon, mengaku kakak korban, seolah-olah dalam tekanan atau tersandera pelaku," ujar Indra.
Baca: Rizal Ramli dan Kwik Kian Gie Akan Jelaskan Kasus BLBI dan Bank Century
Setelah itu, Indra menyebut, pelaku lain berperan mengambil ponsel dari pelaku yang berpura-pura menjadi Kwik Kian Gie dan mengancam Hari.
Pelaku meminta uang sejumlah Rp 60 juta kepada hari agar sang kakak tidak dibunuh.
Dilanda kepanikan luar biasa, Hari akhirnya mentransfer uang Rp 50 juga kepada pelaku melalui mesin ATM.
Usai mentransfer uang, Hari berpikir untuk menanyakan keberadaan sang kakak kepada keponakannya.
Saat itu ia baru sadar telah menjadi korban penipuan.
"Baru transfer Rp 50 juta, kemudian Bapak Hari menelepon anaknya Kwik Kian Gie, ternyata tidak ada apa-apa dengan orangtuanya," ucap Indra.