Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo terkait apa yang disampaikannya saat mengikuti dialog di salah satu mampus di Yogyakarta, membuat Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany melontarkan kritikannya.
Politisi muda yang akan mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI itu menilai seharusnya masjid, sebagai rumah ibadah bagi umat islam, menjadi lokasi yang steril dari kegiatan politik, apapun bentuknya.
Menurut Tsamara, masjid merupakan salah satu tempat ibadah yang membuat masyarakat bisa bersatu dan merajut kebersamaan.
Jika kegiatan politik dibawa masuk ke dalam area masjid, ia yakin akan terjadi disharmoni antara umat satu denganlainnya karena tentu mereka bisa saja memiliki perbedaan politik.
Sehingga ia berharap agar masjid tetap digunakan sebagaimana fungsinya.
“Bayangkan jika politik praktis masuk ke sana (masjid), ini akan membawa disharmoni bagi masyarakat kita yang memiliki beragam pilihan politik," ujar Tsamara, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/5/2018).
Tsamara pun menyebut masih banyak lokasi lainnya yang bisa dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan politik praktis.
"Apakah kita mau seperti itu? Toh ada banyak tempat lain untuk berbicara politik praktis,” kata Tsamara.
Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku sakit hati jika ada pelarangan membahas politik di masjid.
"Sakit (hati) saya, kalau ada yang bilang masjid dilarang untuk bicara politik," kata Gatot saat mengikuti dialog di Masjid Kampus UGM Yogya, Jumat (4/5/2018).