News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Gatot Capres Potensial ‘Tumbangkan’ Jokowi

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gatot Nurmantyo

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dinilai sosok paling potensial bisa menumbangkan calon presiden incumbent, Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang.

Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA), Toto Izul Fatah ‎mengatakan Gatot merupakan figur yang tingkat resistensinya paling minimal di bidang figur capres lain yang beredar saat ini.

Hanya, ‘PR’ besar Gatot lebih pada persoalan tiket dukungan parpol yang belum jelas.

"Dari sekian banyak calon, mulai dari Anies Baswedan, Tuang Guru Bajang (TGB), Rizal Ramli, Agus Harimurti Yudhoyono, Muhaimin Iskandar dan lain-lain, hanya Gatot yang punya potensi lebih dibanding figur yang disebutkan tadi," ungkap Toto, Jumat (11/5/218).

Menurut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA ini, ada tiga alasan mengapa Gatot yang paling potensial.

Baca: Anggota Intel Tak Tertolong Disabet Pisau Beracun, Pelakunya Sempat Mengaku Mahasiswa

Pertama, dari segi karakter personal figur, Gatot adalah sosok yang merepresentasikan dua karakter sekaligus dari Prabowo Subianto yang tegas dan punya potensi menjadi strong leader dengan Joko Widodo yang sederhana dan merakyat.

"Sehingga, alasan dan keinginan rakyat yang memilih Prabowo karena sikap tegas dan nasionalisnya dan memilih Joko Widodo karena kesederhanaan dan sikap merakyatnya sudah cukup terwakili oleh sosok Gatot yang memiliki kedua karakter tersebut," katanya.

Karena itu, lanjut Toto, jika Gatot berhasil mendapat tiket dari Poros Ketiga dengan mengantongi minimal 20 persen kursi DPR RI, maka yang akan tergerus suaranya bukan saja Prabowo melainkan juga Joko Widodo.

Dengan kata lain, Gatot akan menjadi ‘ancaman’ berat buat Joko Widodo dan Prabowo pada 2019 nanti.

Baca: Warsini Gemetaran Jatuh Bangun Sampai Lima Kali, Sempat Terguling-guling di Turunan Curam

"Apalagi, jika Gerindra dan PKS akhirnya bergabung mendukung Gatot bersama PAN, PKB dan Demokrat, peluang Jokowi untuk menang semakin berat. Terlebih, jika Jokowi salah memilih calon wakil presidennya," katanya.

Alasan kedua, menurut Toto, selain karena faktor record personal sebagai mantan panglima TNI yang getol menyuarakan semangat kedaulatan bangsa dan jaga NKRI.

Gatot juga termasuk figur yang tingkat resistensinya paling minimal.

Kecuali, isu dirinya yang dikaitkan dengan pengusaha ternama, Tommy Winata karena kedekatannya sejak lama.

"Jika pun itu dijadikan senjata oleh lawan politiknya, dari potret hasil survei kita kecil pengaruhnya."

"Isu itu bukan public interest yang bisa menggoyahkan dia karena semua tokoh, politisi, calon presiden pasti punya kedekatan dengan pengusaha. Dan hebatnya, Gatot tak mengelak dari isu itu. Bahkan, dia mengakuinya dengan jujur," tuturnya.

Baca: Warsini Gemetaran Jatuh Bangun Sampai Lima Kali, Sempat Terguling-guling di Turunan Curam

Alasan ketiga, Gatot dinilai sebagai figur yang punya kedekatan atau relatif diterima dengan baik oleh segmen pemilih mayoritas, yakni kalangan Islam, khususnya Islam konservatif yang jumlahnya cukup besar.

Respon positif kalangan mayoritas ini kepada Gatot dimulai sejak dirinya menjabat panglima TNI yang mengambil sikap moderat pada saat mencuatnya aksi protes terhadap kasus penistaan agama oleh mantan gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama.

Hanya saja, kata Toto, nasib Gatot saat ini masih tergantung sejumlah parpol di luar parpol pendukung pemerintah, khusus Demokrat, PKS dan Gerindra.

Termasuk, PKB dan PAN yang terkesan masih mengintip dinamika politik kedepan jelang pendaftaraan capres dan cawapres pada Agustus mendatang.

"Tugas berat Gatot lainnya, tentu terkait dengan elektabilitasnya yang masih rendah, dibawah 5 persen."

"Angka ini dinilai wajar karena Gatot belum mengantongi syarat hukum besi untuk menang, yaitu tingkat pengenalannya yang kurang lebih antara 45-50 persen."

"Jika saja dalam waktu dekat ini dia bisa mendongkrak pengenalannya hingga 70 persen, apalagi 80 persen, dugaan saya elektabilitasnya sangat potensial meroket, ungkapnya.

Baca: Polisi Segera Periksa Staf LBB dan 7 Siswa terkait Dugaan Penyadapan Soal UNBK di SMP 54

Toto menegaskan, keyakinan dirinya terhadap potensi kenaikan Gatot itu diperkuat oleh munculnya fenomena gerakan yang sudah mulai tidak nyaman dengan keadaan sosial, politik dan ekonomi saat ini.

Termasuk, massifnya gerakan tagar #2019Ganti Presiden yang tak boleh dianggap enteng.

Namun, kekecewaan sebagian publik terhadap keadaan saat ini tidak otomatis pilihannya kepada Prabowo Subianto.

"Makanya, kalau sampai muncul figur baru di luar Prabowo dan Jokowi, dugaan saya figur itu potensial menjadi magnet yang ditunggu."

"Dan figur yang punya potensi menjadi magnet itu adalah Gatot Nurmantyo," kata dia.

Baca: Pendapat Mahfud MD: Masih Mau Nekat Bilang Negara Pancasila Bertentangan dengan Islam?

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini