TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - Dua bomber di Surabaya yang identitasnya diketahui bernama Puspitasari dan Puji Kuswati diketahui pernah tinggal di Magetan.
Bahkan keduanya baru pindah ke Surabaya setelah menikah.
Namun, Polisi baru berhasil mengendus seorang diduga bomber, yakni Sari Puspitarini bukan Puspitasari.
Baca: Sekelumit Kisah Wanita Berusia 82 Tahun Memilih Jadi Anak Kost Hingga Menjadi Korban Ledakan Bom
Sedang Puji Kuswati yang mengebom Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, Surabaya dan konon sejak kecil hidup bersama orangtua asuh di Desa Krajan, Parang, Magetan itu masih diperdalam.
Karena identitas yang disebut di media sosial (FB) alumni SMAN 2 Magetan, ternyata tidak ditemukan di sekolah itu.
"Hasil konfirmasi di SMAN 2 Magetan, kami tidak menemukan identitas Puji Kuswati itu. Tapi nanti akan kita update lagi. Hasil sementara, yang ada di medsos (FB) itu bukan warga Magetan,"kata Kapolres Magetan AKBP Muslimin kepada Surya, Senin (14/5-2018).
Baca: Polisi Cari Penyebar Hoaks Ancaman Bom di Gereja Santa Anna Duren Sawit
Dikatakan Kapolres, Polisi masih menunggu laporan lengkapnya, atau memang itu benar bukan warga Kabupaten Magetan.
Sedang Puspitasari bomber di Rusunawa, Wonocolo, Sidoarjo, benar pernah sementara tinggal di Maospati, namun besar di Surabaya.
"Informasinya, dia (Puspitasari) pernah tinggal di Jalan Sikatan, Maospati. Tapi itu hanya sementara, dan besar di Surabaya. Masalah detilnya, kami akan monitoring,"ujar Kapolres Muslimin.
Muslimin berharap, Polres Magetan hanya back-up dan monitoring, tapi bila itu diperlukan, akan ditindaklanjuti.
Baca: Diduga Memaksa Masuk ke Mabes TNI AD, Pengendara Motor Diamankan
"Sekarang ini oleh pimpinan diperintahkan siaga satu, artinya meningkatkan kegiatan Kepolisian, termasuk menjaga wilayah perbatasan, razia kendaraan bermotor, dan pengamanan wilayah berskala besar bersama TNI dan aparat lainnya,"kata Kapolres Muslimin.
Sementara hasil penelusuran Surya, bomber yang disebut Puspitasari itu, nama aslinya Sari Puspitarini, lahir dan besar di Maospati, Kabupaten Magetan.
Sari Puspitarini baru pindah ke Surabaya setelah menikah dengan Anton Febriantono di KUA Maospati tahun 1999.
"Sesuai data di sini, Sari Puspitarini bukan Puspitasari, menikah dengan Anton Febriantono, Senin 25 Oktober 1999, dengan daftar nikah nomor 380/52. X/ 1999," kata Khumaidi penghulu di KUA Maospati kepada SURYAMALANG.COM, Senin (14/5-2018).
Hal yang sama juga dikatakan Jarwati, bekas teman bermain Sari Puspitarini yang rumahnya berhadapan di Jalan Sikatan, Kelurahan/Kecamatan Maospati, Magetan.
"Mbak Sari itu putri Pak Rijanto seorang guru olahraga, setelah bapaknya meninggal dan menikah dengan Mas Anton Febriantono, berdomisili di Surabaya, namun sesekali melihat rumah peninggalan orangtuanya itu,"ujar Jarwati, ibu berkacamata minus ini.
Menurut Jarwati, Sari Puspitarini terakhir pulang sekitar tiga bulan lalu, itu pun hanya melihat rumahnya dan menyapa tetangga kanan kiri.
Setelah itu kembali ke Surabaya.
"Rumah peninggalan orangtuanya itu dibiarkan kosong, dulu di kontrakan berganti ganti, dan kepulangan tiga bulan lalu, hanya melihat rumah, masuk terus pamit pulang," kata Jarwati.
Penulis: Doni Prasetyo
Berita ini sudah dimuat di Surya Malang dengan judul: Menelusuri Jejak Dua Bomber Surabaya dan Sidoarjo di Magetan