Sehingga ia kembali berharap agar DPR RI segera menuntaskan tugas pentingnya demi kepentingan seluruh masyarakat.
"(Mengulur-ulur waktu) ini (menjadi) sebuah simbol ada sebagian di parlemen yang mendukung gerakan moral bagi mereka dan (DPR) harus menyudahi hal seperti ini," ujar Penrad.
Baca: Wenny Melihat Sendiri saat Putranya Tergeletak Tak Berdaya Bersamaan dengan Bom Meledak
Dalam konferensi pers tersebut, Pendeta Penrad juga menyampaikan pernyataan sikap bersama tokoh lintas agama lainnya terkait aksi teror yang terjadi beberapa hari terakhir.
Pernyataan sikap itu pun ditandatangani olehnya serta 7 tokoh perwakilan lintas agama lainnya, diantaranya Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Romo Agus Ulahayanan dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Biksu Dutavira Sthavira dari Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi).
Yanto Jaya dari Parisada Hindu Dharma, Peter Lesmana dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Yenni Wahid dari Muslimat Nahdlatul Ulama, serta Marsudi Syuhud dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI).
Sebelumnya, telah terjadi tiga ledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi, saat para jemaat hendak melakukan ibadat.
Peristiwa teror tersebut terjadi dalam waktu yang berdekatan, yakni pukul 07.30, 07.35, serta 07.40 WIB.
Baca: Tiga Pria Tewas di Dalam Kapal Tongkang Diduga Hirup Gas Beracun
Hingga kini aksi bom tersebut telah menewaskan 10 orang dan melukai 41 orang.
Aksi teror tersebut pun seakan menyusul peristiwa kerusuhan yang dilakukan para narapidana teroris di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, yang menewaskan 5 polisi, 1 napi teroris serta melukai 4 polisi lainnya.
Tidak hanya itu, aksi penusukan terhadap seorang polisi pun juga dilakukan pada waktu yang berdekatan di lokasi yang berdekatan pula dan menewaskan seorang polisi yang ditusuk tersebut, serta pelaku penusukan yang akhirnya ditembak polisi lainnya.