TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tidak sependapat bila serentetan aksi teror yang terjadi dalam beberapa waktu terkahir ini disebabkan oleh lemahnya pengawasan aparat keamanan, baik itu Badan Intelijen Negara ( BIN ) ataupun Polri.
Menurutnya, sulit mengantisipasi orang yang sudah berniat melakukan kejahatan.
"Saya kira juga kita jangan menyalahkan karena saya juga pernah dulu berada di pihak keamanan Amerika pun sering kecolongan kalau niatnya berbuat jahat ya susah. Masak mau diintelin ratusan juta orang," ujar Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (16/5/2018).
Baca: Prabowo: TNI Harus Dilibatkan dalam Pemberantasan Terorisme
Menurut Prabowo negara sebesar Amerika pun pernah menjadi sasaran terorisme.
Sehingga kurang tepat apabila serangan teroris di Indonesia akibat intelijen yang lemah.
"Di seluruh dunia banyak kecolongan kalau orang sudah berniat tidak benar susah juga," tuturnya.
Yang harus dievaluasi dari serangkaian aksi teror yang terjadi menurut Prabowo adalah pemimpin politik yang mengendalikan intelijen atau polisi.
Sebagus apapun Indonesia memiliki Intelijen, jika digunakan atau diarahkan dengan kurang tepat maka hasinya tidak akan baik.
"Semua itu kalau menurut saya, semua itu adalah pengguna pemimpin politiknya, bagaimana itu saja. Menurut saya jadi begini Kalau menurut saya polisi, tentara, Intel itu seperti senjata, seperti keris atau Rencong yang tergantung Siapa yang memakai dan bagaimana memakai. Mau intelijen hebat disalahgunakan, ya salah. Mau polisinya hebat tapi disalahgunakan ya salah," pungkasnya.