TRIBUNNEWS.COM - Suasana duka menyelimuti rumah keluarga almarhum Ipda Auzar di Jl Bambu Kuning I Kecamatan Tenayan Raya, Rabu (16/5/2018).
Sekitar pukul 13.30 WIB, ketika jenazah korban serangan teror di Markas Polda Riau itu tiba.
Keluarga terlihat masih syok saat ratusan pelayat berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa.
Sejumlah orang menyiapkan pemakaman jenazah polisi yang lahir di Tanjung Alam pada 9 November 1962 itu.
Ipda Auzar meninggalkan seorang istri, tiga anak dan satu cucu.
Para tetangga mengenal Ipda Auzar sebagai sosok yang berjiwa sosial tinggi.
"Almarhum adalah tetangga yang luar biasa, jiwa sosialnya tinggi untuk kegiatan masyarakat. Terutama kegiatan di tiga masjid yang ada di sekitar tempat tinggalnya," kata Erwin (42), tetangga yang tinggal di depan rumah almarhum.
"Ketika mendengar almarhum jadi korban teror di Polda Riau, warga sangat terpukul," katanya.
Di antara pelayat yang mendatangi rumah duka, juga ada anggota komunitas pencinta sepeda tua atau ontel.
Ketua Laskar Sepeda Tua Pekanbaru Fajar Daulay menuturkan Ipda Auzar dalam lima tahun terakhir aktif dalam komunitas tersebut.
"Dia selalu dukung segala sesuatu, material dan moril, dan cinta sama sepeda ontel."
"Dia tidak malu pake baju dinas polisinya setiap kegiatan, terutama saat Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November. Jadi kami merasa kehilangan," katanya.
Menurut Fajar pekan lalu Ipda Auzar sempat naik ontel bersama anggota komunitas keliling Kota Pekanbaru.
"Yang saya salut dari Beliau adalah, dia sering ke kantor dan kegiatan lainnya pake sepeda ontel tua itu," kata Fauzar mengenang.
Ipda Auzar, yang semasa hidup merupakan Pegawai Administrasi 2 SIM di Subditregident Ditlantas Polda Riau.
Jenazah Ipda Auzar rencananya dimakamkan sore ini di TPU Mayang Sari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Imam Mushala KONI Riau
Pria berusia 56 tahun itu pernah bertugas di Samsat Kota Pekanbaru yang tepat berada di belakang kantor KONI Riau.
Ia juga sering menjadi Imam salat berjamaah di Mushala KONI Riau.
"Saya sempat menjadi makmumnya sekitar dua pekan yang lalu," ujar kata anggota Binpres KONI Riau Margas Chan
Hal yang sama juga disampaikan oleh penjaga Mushala KONI Riau Nono.
"Pak Auzar sering juga jadi Imam di Mushala KONI Riau. Beliau orangnya baik dan ramah," ucap Nono.
Tak hanya di musala KONI Riau, Ipda Auzar juga selalu menjadi imam salat zuhur dan ashar di Mesjid Ikhlas Jalan Mendut.
Pesan Terakhir
Pada pagi sebelum insiden kejadian yang menewaskannya, Auzar masih sempat mengirim pesan WhatsApp ke rekannya.
Pesan WhatsApp tersebut berisi permohonan maaf jelang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Pesan yang hanya terbaca setengah tersebut terlihat dari gambar tangkap layar yang diunggah oleh pengguna akun Facebook Anton Juliztyo.
Kalimat yang terbaca dari pesan yang dikirim oleh Auzar sebagai berikut:
"mereka kesehatan, tawadhu' dalam iman, dan islam, keluarga yg bahagia, rizki yg barokah, serta terimalah amal ibadahnya dan pertemukanlah mereka dengan Ramadhan yg segera datang ini.
Aamiin aamiin aamiin yaa rabbal alamiin
Kami sekeluarga mengucapkan:
MARHABAN YA RAMADHAN,
MOHON MAAF LAHIR &
BATHIN.
H. Auzar & Kel"
Pesan dikirimkan oleh Auzar pada pukul 07.11 WIB.
Penerima pesan pun menjawab dengan ucapan berikut ini:
"Siap Pak Haji dgn ucapan yg sama semoga kita smua slalu dlm lindungan Allah Swt. amin ya rabbal alamin"
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Duka Menyelimuti Keluarga Polisi Korban Serangan Teror di Mapolda Riau, dan di Tribunsolo.com dengan judul Pesan Terakhirnya Adem, Ipda Auzar yang Gugur Diserang Teroris di Polda Riau Dikenal Sosok Istimewa.