TRIBUNNEWS.COM -- Ekonom Prof Dr. Mari Elka Pangestu menerima penghargaan yang tertinggi dari Eisenhower Fellowship untuk salah satu “fellows” yang pernah ikut program mereka, berupa Distinguished Fellow Award 2018.
Dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Senin (21/5/2018) Penghargaan diberikan atas kiprahnya selama 30 tahun di berbagai bidang, mulai dari pemerintahan, akademisi, diplomasi dan sektor swasta.
Eisenhower Fellowship (EF) adalah lembaga swasta non-profit yang independen dan yang didirikan pada tahun 1953 oleh sejumlah warga negara terpandang di Amerika Serikat untuk menghormati Presiden Dwight D. Eisenhower yang telah memberikan sumbangan besar pada kemanusiaan.
Program utama EF adalah untuk menominasi sejumlah calon pemimpin dari berbagai negara dari seluruh dunia, untuk mengikuti program selama tiga bulan di AS dimana seorang “fellow” dapat melakukan pendalaman mengenai bidang dan minat mereka, serta membangun jaringan dan hubungan dengan berbagai lembaga di AS untuk memajukan misi mereka. Jaringan dan hubungan juga dibangun antara sesama “fellows” dari negara-negara lain.
Mari Pangestu adalah “fellow” EF 1990 dan pada tahun tersebut ada 10 calon pemimpin dari Indonesia yang ikut program khusus EF untuk Indonesia. Alumni EF 1990 antara lain adalah Nurcholis Majid alm., Natalia Soebagyo, Nabiel Makarim, Rusdian Lubis, Agung Laksono dan Barnabas Suebu.
Sedangkan beberapa EF dari tahun ke tahun yang menjadi “leader” di bidangnya masing-masing, antara lain Bambang Brodjonegoro (Menteri Bappenas), Yuli Ismartono (media), Tantowi Yahya (politisi, diplomat), Nia Dinata (film), Svida Alisyahabana (media), Alissa Wahid (GUSDURian Network), Tri Mumpuni (sociopreneur di bidang hydropower), Budi Lim (arsitek), Uni Lubis (media) dan Jerry Ng (sektor perbankan).
Mari Pangestu dikenal banyak membantu jaringan EF dalam pemberdayaan di Indonesia. “Penghargaan ini diberikan EF kepada Mari Pangestu karena kami mengapresiasi kontribusinya selama ini dalam untuk membangun jaringan EF di Indonesia dan dalam melaksanakan layanan publik yang tanpa lelah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih damai, sejahtera dan adil,” kata EF President George de Lama.