Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti dari Institute For Policy Analysis Of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengungkapkan setidaknya ada tiga alasan mengapa teroris kerap mengincar gereja sebagai sasaran aksi teror.
Alasan pertama diawali dari pecahnya konflik antara Etnis Ambon dan Poso pada tahun 1999 silam.
Baca: Sekelumit Cerita Benny Mamoto Ungkap Cara Mengorek Informasi Dari Pelaku Bom Bali
Pada saat itu banyak warga muslim yang tewas karena perang saudara.
"Banyak orang Islam meninggal atas kejadian itu. Mulai lah kelompok ekstrimis ini melihat gereja sebagai balas dendam," ujar Sidney di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).
Baca: Ada 4 Stadium Seseorang Jadi Teroris dan Lakukan Bom Bunuh Diri, Begini Kata Adik Kelas Dita
Faktor selanjutnya yakni adanya kesan yang berkembang di lingkungan umat muslim jika gereja sebagai tempat Kristenisasi dan melawan Islam.
Faktor terakhir menurur Sidney adalah ketika umat muslim radikal melihat gereja sebagai simbol Romawi.
Baca: Berjuluk Ratu Selfie, Nenek 88 Tahun Punya Banyak Gaya Anti-Mainstream yang Bisa Ditiru
Hal itu lah yang menyebabkan gereja kerap menjadi sasaran aksi teror bagi para teroris.
"Zaman ISIS gereja dilihat sebagai tempat Romawi. Disamakan dengan gereja di barat," ucap Sidney.