News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Terorisme

Pengamat: Lebih Bahaya Calon Teroris yang Belum Pernah ke Suriah

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah pelaku peledakan bom Mapolrestabes Surabaya yang berada di Tambak Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, dijaga ketat sejumlah lapisan pengamanan, Selasa (15/5/2018). TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANISA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti terorisme internasional Sidney Jones menilai aksi teror yang belakangan terjadi di Indonesia merupakan indikasi melemahnya kelompok ekstrimis di Indonesia.

"Yang terjadi di Surabaya menurut saya bukan sebagai indikasi kekuatan ekstremis tapi justru indikasi melemah. Mereka cari taktik yang spektakuler untuk muncul di depan umum," ucap Jones di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).

Sidney mengutarakan penyebab melemahnya kelompok ekstrimis tersebut disebabkan menurunnya rekrutmen serta persaingan antarkelompok yang juga memicu aksi teror di daerah lain.

Selain itu Sidney melihat kelompok teroris yang ada di Indonesia sebagian besar memiliki kontak dengan jaringan esktirimis serupa di Suriah.

"Yang cukup menarik hampir semua kelompok ini punya kontak di Suriah, kalau kita lihat yang di Surabaya, yang jadi guru keluarga bom bunuh diri, punya keluarga di Suriah dan sangat dekat dengan salah satu jurnalis, namanya Ustad Gana, masih hidup dan mungin masih berkomunikasi dengan ISIS," ujar Sidney.

Baca: BREAKINGNEWS : Penyerang Mapolsel Maro Sebo Mengendarai Motor Matic

Sidney mengingatkan bahwa ancaman terbesar yang patut diwaspadai adalah bukan terletak pada warga Indonesia yang pulang dari Suriah, melainkan anggota jaringan yang belum pernah pergi ke Timur Tengah.

"Lebih bahaya adalah orang lokal yang tidak pernah injak kaki di Suriah dan menganggap bahwa daulah Islamaiyah adalah yang terpenting. Kalau orang yang sudah bergabung dengan ISIS mereka sudah melihat kesulitan, susah melihat kemiskinan atau korupsi," ucap Sidney.  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini