TRIBUNNEWS.COM - Meski keterlibatan TNI dalam pemberantasan terorisme masih terus digodok dalam RUU Antiterorisme di DPR, Polri memastikan sudah ada tim TNI yang terjun bersama Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
"Sebagai informasi, saat ini pun Kopassus sudah bersama-sama Densus 88," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Turun gunungnya Kopassus dalam pemberantasan terorisme menyusul permintaan langsung dari Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian kepada Panglima TNI agar memberikan bantuan untuk menangani ancaman terorisme.
Menurut Setyo, TNI sendiri sudah memiliki kemampuan kontra-terorisme.
Oleh karena itu, bila diperlukan, Polri pasti akan meminta bantuan TNI dalam pemberantasan terorisme.
Meski RUU Antiterorisme masih di bahas di DPR, kata Setyo, keterlibatan TNI dalam pemberantasan terorisme juga sudah diatur dalam UU TNI itu sendiri.
Namun, mengenai bentuk teknis di lapangan, Setyo enggan mengungkapnya.
Sebab, operasinya merupakan hal teknis dan dirahasiakan.
Jangankan keterlibatan TNI, kerja Densus 88 saja, kata dia, kerap diam-diam.
"Densus sendiri kadang-kadang polres tidak dikasih tahu. Yang jelas TNI sudah ikut bersama-sama dengan Densus 88," kata dia.
Moeldoko: Ditabrak Koopssusgab, selesai pasti
Sementara itu, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko yakin Komando Operasi KHUSUS Gabungan (Koopsusgab) akan bekarja efektif saat diturunkan untuk review Mengatasi situasi yang mengancam gatra, such as inviting participation membantu Polri memberantas terorisme.
"Apa pengaruhnya terhadap uang? Pasti ada pengaruh. Siapa yang suka sama Koopsusgab? Hayo ngomong sama saya," ujar seminar terkait RUU Antiterorisme, Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Ia mengatakan, Koopsusgab merupan gabungan dari tim elit TNI yaitu Sat-81 Gultor Komando Pasukan Khusus TNI AD, Detasemen Jalamangkara punya TNI AL, dan Satbravo 90 Komando Pasukan Khas dari TNI AU.