Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mantan Komisioner Komnas HAM Menejer Nasution mengatakan harus ada tim penanganan terorisme yang memantau kinerja aparat hukum dalam menanggulangi teroris.
Ia mencontohkan kasus terduga teroris Siyono, dimana saat itu polisi mengatakan jika Siyono tewas akibat melawan tim Densus 88.
Namun saat Komnas HAM dan Muhammadiyah melakukan autopsi, diketahui Siyono tewas karena tulang rusuknya patah mengenai jantung dan diduga akibat kekerasan.
Tidak hanya itu Nasution berpendapat jika penanganan terorisme oleh pihak penegak hukum relatif tidak terawasi.
Baca: Virzha Luncurkan Sebelas Lagu dalam Album Kedua
"Soal lembaga kepengawasan saya ingin berterus terang, penanganan terorisme relatif tidak terawasi secara benar," ujar Nasution, saat di kantor Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018).
"Saya ketemu pansusnya dia bilang mestinya Komnas HAM lalu saya sampaikan kewenangan Komnas itu lalu penanganan terorisme apa yang kita bisa buktikan itu benar atau tidak teroris kalau orangnya sudah mati ," sambunya.
Sehingga dalam posisi seperti itu, dikatakan Nasution Komnas HAM tidak bisa bergerak banyak hanya bisa meneliti dan memberikan rekomendasi.
"Lalu Komnas HAM bagaimana bisa membuktikan dia teroris atau tidak? saya kira tidak bisa. Perlu ada lembaga independen yang mengawasi ini dari hulu ke hilir tapi ngawasinya jangan jeruk makan jeruk," ucap Nasution.