Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kantor Staf Presiden (KSP) mengingatkan adanya potensi kemacetan arus balik yang harus diwaspadai para pengguna jalan pada Lebaran 2018.
Potensi ini bisa muncul berdasarkan analisis dan pantauan selama arus mudik sepekan sebelumnya.
Potensi kemacetan bisa terjadi karena kombinasi antara meningkatnya jumlah pemudik dan waktu arus balik yang berlangsung lebih pendek dibandingkan dengan arus mudik, sehingga para pengguna jalan akan menggunakan ruas yang sama dalam waktu yang bersamaan.
KSP menghimbau para pengguna jalan untuk mengatur waktu perjalanan kembali dari kampung halaman sebaik-baiknya.
Baca: Sempat Ditutup, Ruas Tol Fungsional Semarang-Brebes Pagi Ini Dibuka untuk Arus Balik
“Jika memungkinkan, hindarilah waktu-waktu yang diprediksi akan menjadi puncak dari arus balik. Jika tidak memungkinkan, tingkatkan kehati-hatian. Utamakan keselamatan!,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam keterangan tertulis, Senin (18/6/2018).
Baca: Kapolda Jateng: Jalan Tol Fungsional Dibuka 24 Jam Selama Arus Balik Lebaran
Lonjakan besar pemudik kemungkinan sudah akan berlangsung sejak tanggal 18 dan 19 Juni 2018, di mana arus kendaraan dari tiga jalur utama yakni jalan nasional Pantura, jalan tol Cipali, dan jalan tol Purbaleunyi akan bertemu pada ruas jalan tol Cikampek-Jakarta, dan tersambung ke tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dan tol Jagorawi.
“Sepanjang liburan ini kami tetap berkoordinasi dengan berbagai pihak dan terus memonitor perkembangan lalu-lintas di lapangan. Potensi-potensi kemacetan tersebut harus kami informasikan sejak awal kepada masyarakat supaya para pemudik juga mengantisipasi jalur-jalur yang rawan macet," ujar Moeldoko.
"Selain itu, kami juga menghimbau para pemudik untuk mengatur jadwal kembali dari kampung halaman dengan sebaik-baiknya dengan tidak menumpuk pada waktu-waktu puncak,” kata Moeldoko.
Kepala Staf Kepresidenan juga menekankan bahwa potensi-potensi kemacetan tersebut akan terus diinformasikan sejak awal kepada masyarakat.
“Supaya para pemudik juga mengantisipasi jalur-jalur yang rawan macet. Selain itu, kami juga menghimbau para pemudik untuk mengatur jadwal kembali dari kampung halaman dengan sebaik-baiknya dengan tidak menumpuk pada waktu-waktu puncak,” jelas Moeldoko.
Ia menambahkan, pihaknya terus memonitor beberapa penyebab gangguan yang terjadi selama arus mudik.
Diantaranya terjadinya kecelakaan lalu-lintas yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error), pengelolaan kantong-kantong peristirahatan (rest area) yang belum optimal.
“Pengambilan keputusan dalam pemberlakuan arus berlawanan (contra-flow) juga masih dapat dioptimalkan untuk mengurangi ketersendatan arus lalu lintas,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi dan mengurangi seminimal mungkin gangguan yang mungkin terjadi, Moeldoko telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan arus mudik di antaranya Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian PUPR, dan Kementerian Perhubungan.
Baca: Si Ganteng Jefri Nichol Punya Pantangan Ini Jika Main Film Layar Lebar
Penyiagaan kembali aparat keamanan dan petugas di lapangan telah dilakukan, terutama pada berbagai titik rawan.
Selain itu, Pemerintah terus mengefektifkan rantai komando pengaturan lalu lintas di lapangan melalui otoritas tunggal yakni Korps Lalu-Lintas (Korlantas) Polri.
Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga telah diminta untuk mengoptimalkan penggunaan rest area yang ada sehingga tidak menimbulkan perlambatan arus lalu lintas yang signifikan menjelang titik-titik peristirahatan.
Berdasarkan pemantauan KSP selama arus mudik 2018, beberapa titik peristirahatan belum dikelola secara optimal.
Di beberapa titik terjadi penyumbatan kendaraan bermotor pada seputar pintu masuk, sementara masih terdapat area kosong di dalam rest area yang dapat digunakan untuk menampung kendaraan pemudik yang akan beristirahat atau mengisi BBM.
Titik lain yang juga berpotensi terjadi kemacetan adalah pintu-pintu gerbang pembayaran tol.
Karena itu, akan diberlakukan antisipasi pembayaran dengan sistem jemput bola untuk memperlancar transaksi di gerbang tol.
“Kami menyarankan kepada para pengelola jalan tol, apabila terjadi kemacetan hingga lebih dari 2 km, diberlakukan pengaturan contra-flow pada titik-titik yang memungkinkan,” kata Deputi I Kepala Staf Kepresidenan yang juga Penanggung Jawab Pemantauan Arus Mudik-Balik Lebaran 2018, Darmawan Prasodjo.
Ia menambahkan, opsi membuka pintu gerbang tol secara gratis juga bisa dipertimbangkan jika kondisi di lapangan memerlukan langkah tersebut.
Darmawan juga mengingatkan bahwa ruas tol Cikampek-Jakarta dan ruas Jakarta Outer Ring Road (JORR) juga perlu disiagakan lebih mengingat kedua ruas ini merupakan tulang punggung akses utama para pemudik menuju daerah daerah di Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang.
“Penting juga kami ingatkan kepada para pengguna jalan untuk tetap menjaga kewaspadaan, kesiagaan, dan kehati-hatian dalam menggunakan jalan raya. Jangan sampai perjalananan liburan dan Lebaran dan kembali ke kota-kota di Jakarta dan sekitarnya justru menjadi antiklimaks karena ketidakhati-hatian dan kekurangsiapan para pengguna jalan,” kata Darmawan.