News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komaruddin Watubun: SBY Playing victim, Tuduhan Penggunaan Alat Negara Berlebihan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komaruddin Watubun

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan Komaruddin Watubun menanggapi keluhan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang katanya aparat tidak netral di Pilkada.

Apalagi SBY mengaku siap diciduk apabila pernyataannya itu membuat pihak lain tak senang.

Komaruddin menegaskan bahwa era politik melodramatik SBY tersebut sudah berakhir dan ketinggalan jaman.

Sebab, rakyat sudah tahu “politik agar dikasihani” model SBY tersebut.

“Publik sudah tahu, bahwa Pak SBY lebih dihantui oleh cara berpikirnya sendiri atas dasar apa yang dilakukan selama jadi Presiden,” ujar Komaruddin kepada pers, Minggu (24/6/2018).

Baca: SBY Sebut Oknum BIN, Polri, dan TNI Tak Netral di Pilkada

Komaruddin, tokoh Indonesia Timur yang dikenal tegas dan jujur tersebut justru mengingatkan bagaimana ketika pilpres 2009 saat SBY membujuk komisioner KPU dengan iming-iming tertentu sehingga banyak yang dijadikan pengurus teras partainya seperti Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati.

“Siapa yang dibelakang tim alfa, bravo dan delta yang dibentuk SBY, warga sipil kah? Mengapa Antasari Ketua KPK dipenjara hanya karena mau mengusut IT Pemilu? Siapa yang menggunakan dana APBN melalui bansos untuk keperluan pemilu? Siapa yang memanipulasi DPT tahun 2009? Siapa yang gunakan intelijen untuk pilpres 2004 dan 2009?” tegas Komaruddin sambil menegaskan bahwa SBY-lah yang justru diduga telah menggunakan alat-alat negara agar tidak netral.

Dengan demikian, Komaruddin berharap SBY jangan samakan Pemerintahan Jokowi dengan pemerintahannya dulu saat menjadi presiden RI.

“Kalau kami menggunakan alat negara, kami sudah menang mutlak di Pilkada sebelumnya. Kami taat pada aturan main, dan kami percaya rakyatlah yang menjadi penentu dalam pilkada, bukan alat negara”, ujar putra Papua tersebut.

Dengan melihat makin tajamnya serangan SBY ke Jokowi, menurut keyakinan Komaruddin, apa yang dipikirkan SBY dalam pilkada, bukanlah kepentingan bangsa dan negara, namun lebih kepentingan partai dan keluarganya.

"Dan lebih pada persoalan bagaimana AHY dan Ibas yang diklaimnya sebagai keturunan Makapahit, lalu begitu jago yang diusung di pilkada elektabilitas rendah, tiba-tiba salahkan penggunaan alat-alat negara,” ujar Komaruddin.

"Daripada sibuk menyalahkan Pak Jokowi dan aparat negara, lebih baik Pak SBY buka-bukaan terhadap apa yang sebenarnya terjadi pada pilpres 2004 dan 2009," Komaruddin menambahkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini