TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah permasalahan tetap terjadi di Pilkada serentak 2018.
Walaupun Menkopolhukam Wiranto mengklaim Pilkada kali ini berjalan dengan sukses, aman, dan damai.
Wiranto menyebut sejumlah TPS di daerah batal menggelar pemungutan suara seperti di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Satu TPS batal menggelar pemungutan suara, lantaran logistik pilkada justru dibawa kabur oleh anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Itu di satu TPS saja," ujar Wiranto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (27/6/2018).
Baca: Nasdem Klaim Kemenangan di 11 Pemilihan Gubernur versi Quick Count
Polisi langsung bergerak cepat dengan menindak dan menangkap anggota KPPS itu.
"Sudah ditangkap (pelakunya) jadi sudah dapat dilaksanakan nanti pemilihan susulan di TPS yang bersangkutan," jelas Wiranto.
Di TPS lain, yakni Morowali, Sulawesi Tengah, pemungutan suara juga gagal digelar karena adanya bencana alam.
"Ada banjir di sana sehingga nggak bisa menyeberang, sehingga logistiknya belum terkirim sampai sekarang," imbuhnya.
Namun, Wiranto menegaskan gagalnya pemungutan suara itu terjadi pada tak lebih dari 10 TPS. Sehingga ia tetap melihat pilkada ini sebagai kesuksesan.
Apalagi, ia menilai angka itu sangat kecil mengingat jumlah TPS di seluruh Indonesia mencapai 387.586 TPS.
"Penyelengarakan 171 daerah pemilihan ternyata setelah kami hitung ada 387.586 TPS, yang bermasalah tidak lebih dari 10 TPS," kata Wiranto.
"Memang ada penundaan dari dua kabupaten. Saya kira ini rasio yang sangat kecil dan kami bersyukur untuk itu dengan demikian secara umum pilkada serentak ini sukses, aman, damai terkendali," pungkasnya.