Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra, Andre Rosiade menilai lembaga survei sekarang ini seperti bukan lembaga riset lagi.
Melainkan terindikasi sebagai lembaga penggiring opini.
Alasannya banyak hasil survei mengenai tingkat elektabilitas pasangan calon yang ternyata berbeda jauh dengan hasil pemungutan suara.
"Melihat perkembangan Pilkada DKI 2017 lalu Pilkada serentak di 2018 ini, kami menilai bahwa Lembaga survei ada yang berperan sebagai penggiring Opini," ujar Andre, Jumat (29/6/2018).
Baca: Tak Percaya Hasil Quick Count, Gerindra Klaim Sudrajat-Syaikhu Menang di Pilgub Jabar
Indikasi tersebut menurut Andre sudah terlihat pada Pilkada DKI 2017 lalu.
Menurutnya saat itu dalam satu tahun rangkaian Pilkada, lembaga survei membangun opini bahwa Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) akan menang, dengan terus merilis tingkat elektabilitas serta tingkat kepuasan terhadap pemerintahan yang tinggi.
Hal serupa juga terjadi pada Pilkada 2018, yang mana lembaga survei merilis hasil risetnya bahwa tingkat elektabilitas sejumlah pasangan calon yang pro Joko Widodo akan menang telak.
Baca: Jokowi dan Mahathir Sama-Sama Berkomitmen Berantas Korupsi
"Dalam Pilkada serentak ini juga, bahwa Lembaga Survei terus membangun opini untuk menggiring kandidat-kandidat pro Jokowi akan mendapatkan kemenangan," katanya.
Contohnya yakni pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin di Jawa Tengah yang berdasarkan lembaga survei tingkat keterpilihannya akan jauh melebihi pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah.
Selain itu, di Jawa Barat pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang juga diprediksi akan jauh meninggalkan pasangan lainnya.
"Belum lagi survei Djarot di Sumatera Utara yang katanya akan menang, tapi ternyata tidak," katanya.
Menurut Andre hal tersebut juga mulai terasa menjelang pemilihan presiden.
Baca: Kisah Bocah Xiaoyu, Hormon Normal Tapi Umur 11 Tahun Sudah Lebih Tinggi dari Pemain NBA
Saat ini banyak lembaga survei yang merilis bahwa tingkat elektabilitas serta tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla, sangat tinggi.
"Bagaimana lembaga-lembaga survei, terus di indikasikan membangun opini mengenai tingginya Elektabiltas dan tingkat kepuasan terhadap pak Jokowi," katanya.
Karena itu, menurut Andre lembaga survei kini harus transparan dalam memaparkan metodologi risetnya.
Selain itu, harus mau mengungkapkan pemodal riset tersebut.
"Lembaga survei harus jujur, siapa yang memodali mereka dalam melaksanakan survei," katanya.