DPP IMM: Aksi Jalan Sehat 2019 Ganti Presiden di Depan Makobar, Sudah Benar-benar Tidak Sehat, Tidak elegan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Yedi Permana menilai aksi jalan sehat dengan tema 2019 Ganti Presiden yang dimotori oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), adalah aksi jalan sehat yang tidak menyehatkan.
Memang menurut Mantan Ketum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Surakarta itu, aksi jalan sehat dengan tema 2019 Ganti Presiden, sebenarnya tidak ada masalah.
Baca: Warga Dilarang Mendaki dan Tidak Boleh Beraktivitas Sejauh 4 Kilometer dari Gunung Agung
Hanya saja, kata Yedi, itu dianggap tidak sehat karena aksi tersebut dilakukan di depan warung Martabak Markobar yang notabene miliki Gibran Raka Buming, putra sulung Presiden Joko Widodo yang merupakan target utama dari para massa aksi 2019 ganti presiden.
Meski sebelumnya Endro, selaku divisi advokasi aksi jalan sehat mengatakan bahwa tidak ada unsur kesengajaan terkait kumpulnya masa aksi didepan warung Markobar, menurut Yedi pernyataan tersebut hanyalah alibi.
"Masa iya dia (Endro, red) tidak tahu disana ada Warung Markobar, saya rasa di solo mayoritas orang tahu kalo Markobar ya gerainya disana," ucapnya kepada Tribunnews.com, Senin (2/7/2018).
Selain itu menurut Yedi, adanya aksi yang dilakukan di depan Warung Martabak itu tidak berbobot.
Ia menilai tidak ada relevansinya dengan isue yang mereka suarakan dengan hastag 2019 ganti presiden.
"Apa hubungannya ganti presiden dengan martabak? Masa iya sasarannya presiden kok yang seolah dipressure usaha dari anaknya. Ini sudah benar-benar tidak sehat, tidak elegan," tegas Yedi.
Aksi jalan sehat yang diklaim diikuti oleh 5 ribu massa, secara konstitusi memang tidak ada yang salah.
Namun Yedi menyarankan sebaiknya para pimpinan massa aksi harus lebih cermat dan cerdas menentukan lokasi aksi, agar isue yang tersampaikan bisa tepat sasaran.
"Tak etis saja atau memang sengaja cari sensasi berkumpul di depan Markobar yang identik dengan putra Pak Jokowi."
Ini jelas tidak sehat, menurut Yedi, meski Gibrang sendiri mengaku tidak terganggu.
"Semasa memimpin IMM Solo kami juga sering turun aksi, saya korlap aliansi mahasiswa dan buruh kala itu. Tapi aksinya di Bundaran Gladag, bukan di depan warung makan seperti yang dilakukan 2019 ganti presiden," kritik Yedi.
Mengutip Kompas.com, Senin (2/7/2018), diberitakan, seruan 2019 Ganti Presiden mewarnai kegiatan jalan sehat umat Islam Solo Raya yang diselenggarakan oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (1/7/2018).
Kegiatan yang diikuti lebih kurang 5.000 umat Islam tersebut sebagian besar peserta memakai kaus #2019GantiPresiden.
"Peserta berkumpul di Lapangan Kota Barat Solo. Ada 5.000 umat Islam di Solo dan sekitarnya yang ikut kegiatan ini (jalan sehat)," kata Divisi Advokasi Dewan Syariah Kota Surakarta, Endro Sudarsono ketika dikonfirmasi, Senin (2/7/2018).
Massa umat Islam yang mengikuti jalan sehat umat Islam Solo Raya tersebut berkumpul tepat di depan gerai Markobar yang merupakan milik putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Endro, tidak ada kesengajaan massa berkumpul di tempat itu.
"Dari dulu kalau kita aksi titik kumpulnya selalu di situ. Jadi, tidak tahu kalau di situ ada gerai Markobar," ungkapnya.
Setelah berkumpul di Lapangan Kota Barat, massa umat Islam melakukan longmarch. Mereka berjalan menuju perempatan Gendengan (Jalan Slamet Riyadi) ke timur-perempatan Ngapeman ke utara-Monumen Pers (Jalan Gajah Mada) ke barat-Solo Paragon Mal Jalan Yosodipuro -Kota Barat.
Dalam aksinya tersebut, kata Endro massa umat Islam turut membawa poster dan spanduk, seperti "Demi Aqidah dan Kehormatan Kami #2019GantiPresiden", "Mau Keadilan Ditegakkan #2019GantiPresiden" dan lain-lain.
"Perlunya edukasi kepada masyarakat bahwa setiap lima tahun ada agenda suksesi nasional baik pemiliha presiden, gubernur, wali kota maupun bupati. Jadi, dipandang perlu adanya presiden yang bermartabat, berdaulat dan tegas terhadap intervensi asing," tambah Endro.
Menurutnya, #2019GantiPresiden merupakan sikap keprihatinan atas kemiskinan, ketidakadilan, ketidakperpihakan dan ancaman terhadap kedaulatan serta krisis kepemimpinan yang terjadi saat ini di bumi NKRI.
"Masyarakat cemas dengan pemerintahan sekarang. Baik dalam hal ekonomi, penegakan hukum dan keadilan sosial," imbuhnya.
Endro mengungkapkan, pihaknya telah memberitahukan aksi jalan sehat umat Islam Solo Raya kepada pihak kepolisian, Polresta Surakarta.
Selain diikuti ribuan peserta umat Islam di Solo Raya, Endro menyebutkan bahwa aksi itu dihadiri Hj Titi Widoretno Warisman atau lebih akrab dipanggil Neno Warisman dan Ketua DSKS, Ustaz Muinnudinnillah Basri MA.
"Kita sudah memberitahukan aksi ini (jalan sehat umat Islam Solo Raya) kepada kepolisian," jelas Endro.
Baca: Resmikan PLBT Sidrap, Jokowi: Pemerintah Fokus Kembangkan Pembangkit Listrik
Dihubungi terpisah, Wakapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai mengatakan, panitia penyelenggara telah meminta izin kepada pihak kepolisian terkait aksinya itu. Bahkan, untuk mendukung kegiatan tersebut pihak kepolisian menerjunkan anggotanya untuk mengatur arus lalu lintas yang dilewati para peserta aksi.
"Kemarin kita terjunkan personel untuk memperlancar arus lalu lintas. Sehingga selama acara itu digelar semuanya berjalan aman," tandasnya.