Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekretariat GIAHS FAO, Yoshihide ENDO, dalam kesempatan video conference dengan tim GIAHS Indonesia beberapa hari yang lalu (5/7/2018).
Dukungan Sekretariat GIAHS FAO yang disampaikan melalui video conference ini merupakan yang pertama dan mungkin hanya untuk Indonesia mengingat hubungan kerjasama yang sangat baik antara FAO dengan Indonesia selama ini.
GIAHS yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Warisan Sistem Pertanian dan Pangan (WSPG) merupakan warisan sistem penggunaan lahan dan lanskap yang mengagumkan dan kaya akan keanekaragaman hayati yang penting, yang berevolusi dari adaptasi bersama masyarakat dengan lingkungannya sesuai kebutuhan dan aspirasinya untuk pembangunan berkelanjutan.
GIAHS merupakan upaya dunia untuk menyelamatkan warisan sistem pertanian dan pangan yang telah dilakukan oleh para petani sejak zaman dahulu dan masih diteruskan teknik pertaniannya sampai dengan masa kini, baik on-farm maupun off-farm.
Praktek pertanian dan pangan yang masih berlanjut sampai saat ini menunjukkan adanya suatu daya tahan dan keberlanjutan bagi penghidupan masyarakat sekitarnya, sehingga masyarakat terus menerus mempraktekkan teknik tersebut.
Dengan semakin berkembangnya tantangan saat ini, khususnya akibat perkembangan teknologi, demografi, maupun perubahan iklim, PBB melalui FAO berpandangan bahwa warisan budaya pertanian dan pangan perlu dipertahankan untuk menjadi kekayaan dunia, tidak hanya bagi negara masing-masing.
Terdapat 5 kriteria untuk penetapan GIAHS bagi suatu lokasi, yaitu: 1) mempunyai sistem pertanian yang berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan penghidupan; 2) mempunyai keanekaragaman hayati pertanian yang kaya dan unik; 3) mempunyai pengetahuan dan teknologi tradisional; 4) mempunyai nilai budaya yang kuat dan bentuk kolektif organisasi social dan sistem nilai untuk pengelolaan sumberdaya dan transmisi pengetahuan; dan 5) mempunyai lanskap darat dan/atau laut yang mengagumkan, berasal dari sistem dan teknologi pengelolaan lahan dan air yang cerdik.
Pada kesempatan video conference ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementan Mesah Tarigan, dengan didampingi oleh Asisten Deputi Bidang Warisan Budaya Pamuji Lestari, dan Asisten Kepala FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Ageng Herianto, serta perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Balai Penelitian Buah Tropika Solok, Universitas Udayana Bali, dan Biro KLN.
Selain itu, KBRI Roma juga mengirimkan wakilnya untuk mengikuti video conference ini di kantor pusat FAO Roma yang diwakili oleh Koordinator Fungsi Multilateral dan Atase Pertanian.
Info lebih lanjut mengenai GIAHS dapat diakses melalui situs ini.