Benarkah? Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tidak bersedia berkomentar soal hal itu.
Ia hanya mengatakan bahwa dukungan TGB kepada Jokowi merupakan hal positif buat keduanya. "Apa yang dilakukan oleh Gubernur NTB itu suatu yang baik," ungkap Hasto di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (9/7/2018).
Siapa M Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB)? TGB memiliki berderet=deret gelar. Nama lengkapnya, Dr Muhammad Zainul Majdi Lc MA.
Ia lebih akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB). Lahir di Pancor, Selong, 31 Mei 1972. Usianya baru 46 tahun.
Menjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat 2 periode, masa jabatan 2008-2013 dan 2013-2018.
Pada periode pertama dia didampingi oleh Wakil Gubernur Badrul Munir dan pada periode kedua didampingi oleh Wakil Gubernur Muhammad Amin.
Sebelumnya, Majdi menjadi anggota DPR RI masa jabatan 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang yang membidangi masalah pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian dan kebudayaan (Komisi X).
Muhammad Zainul Majdi adalah putra ketiga dari pasangan HM Djalaluddin SH, seorang pensiunan birokrat Pemda NTB dan Hj Rauhun Zainuddin Abdul Madjid, putri dari TGH M Zainuddin Abdul Madjid (Tuan Guru Pancor), pendiri organisasi Islam terbesar di NTB, Nahdlatul Wathan (NW) dan pendiri Pesantren Darun-Nahdlatain.
Dr TGH Muhammad Zainul Majdi mengenyam pendidikan dasar di SDN 3 Mataram (Sekarang SDN 6 Mataram), lulus tahun 1986.
Ia melewati jenjang SLTP di Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Nahdlatul Wathan Pancor hanya selama 2 tahun, dan lulus Aliyah di yayasan yang sama tahun 1991.
Sebelum memasuki perguruan tinggi ia menghafal Al-Qur'an di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor selama setahun (1991-1992).
Kemudian pada tahun 1992 Majdi berangkat ke Kairo guna menimba ilmu di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar Kairo dan lulus meraih gelar Lc pada tahun 1996.
Lima tahun berikutnya, ia meraih Master of Art (MA) dengan predikat Jayyid Jiddan.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Al-Azhar selama 10 tahun, Majdi melanjutkan ke program S3 di universitas dan jurusan yang sama.
Pada bulan Oktober 2002, proposal disertasi Majdi diterima dengan judul Studi dan Analisis terhadap Manuskrip Kitab Tafsir Ibnu Kamal Basya dari Awal Surat An-Nahl sampai Akhir Surat Ash-Shoffat di bawah bimbingan Prof Dr Said Muhammad Dasuqi dan Prof Dr Ahmad Syahaq Ahmad.
Ia berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Martabah EL-Syaraf El Ula Ma`a Haqqutba atau Summa Cumlaude.
Benarkah TGB bakal menjadi cawapres Jokowi dalam Pilpres 2019? Hanya Jokowi yang tahu. Namun yang pasti, dukungan TGB telah mengubah konstelasi politik di negeri ini. Apalagi dalam dunia politik, pendadakan sikap merupakan hal yang biasa.
Hari ini menjadi kawan, esok menjadi lawan. Itulah realitas politik yang sesungguhnya di negeri ini. Siapa yang bisa mempengaruhi atau menginfluens rakyat, dialah yang akan keluar menjadi pemenang.
Rakyat yang kian hari kian cerdas, tidak bisa lagi ditaklukan dengan jargon-jargon atau janji-janji. Rakyat membutuhkan pemimpin yang adil, jujur, bisa menjadi panutan, bisa mensejahterakan masyrakat dan paling penting lagi memiliki visi yang luar biasa untuk mengantarkan Indonesia ke pintu peradaban dunia 1000 tahu mendatang. (Achmad Subechi)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Manuver Tuan Guru Bajang Mengubah Konstelasi Politik Nasional,